Kritik Kebijakan PSBB Jawa-Bali, Teddy Gusnaidi: Hanya Judulnya Saja, Tapi di Lapangan Nol

- 11 Januari 2021, 21:03 WIB
Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi.
Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi. /Twitter.com/@Teddy Gusnaidi

Pasalnya, selama ini dia mengamati banyak kafe dan restoran ditutup, tapi tempat makan pinggir jalan tetap ramai dikunjungi.

"Ada kafe yang ditutup, tapi pecel lele, seafood pinggir jalan ramai orang makan, tidak ditutup. Selain itu, ada warung, kedai kopi, bakso, roti bakar, mie instan, sejenisnya di perumahan atau perkampungan masih buka, sehingga tempat kumpul pindah," tutur Teddy Gusnaidi.

Baca Juga: Umur Pesawat Tak Jadi Patokan Penyebab Sriwijaya Air Jatuh, Vincent Raditya Beberkan Alasannya

"Maka tujuan untuk menekan penyebaran tidak akan efektif, hanya memindahkan tempat saja, malah potensi semakin tinggi," sambungnya.

Dia menjelaskan, karena tempat penyebaran orang berkumpul semakin sedikit, yang terjadi adalah penumpukan orang di tempat makan di pinggir jalan, seperti seafood, pecel lele, kedai kopi, dan sebagainya.

"Ibarat angkot dikurangi, maka akan terjadi penumpukan orang, karena ketersediaan angkot tidak sesuai dengan jumlah penumpang," ujar Teddy Gusnaidi.

Baca Juga: Rohimah Tetap Ingin Cerai dan Tak Mau Dipoligami, Kiwil: Hidup Gue Sudah Hancur dan Berantakan

Teddy Gusnadi pun menjelaskan, dia lebih fokus ke aturan tempat usaha makan, karena di sana lah potensi tempat penyebaran virus.

"Orang datang silih berganti tidak tahu dari mana, menggunakan tempat yang sama, tanpa protokol. Kumpul menjadi satu sehingga sangat berpotensi menyebarkan virus," kata Teddy Gusnaidi.

Teddy Gusnaidi menyadari betul apa yang disampaikannya pasti akan menuai protes dari banyak orang. Pasalnya, banyak orang yang pasti akan mengeluh terkait kesulitan mencari nafkah.

Halaman:

Editor: Rika Fitrisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x