Jokowi Geram RI Masih Impor Jagung hingga Kedelai, Rizal Ramli : Please deh, Jangan Banyak Drama

- 12 Januari 2021, 15:42 WIB
Ekonom Senior Rizal Ramli merasa heran dengan Presiden Jokowi yang geram dengan impor untuk beberapa komoditas.
Ekonom Senior Rizal Ramli merasa heran dengan Presiden Jokowi yang geram dengan impor untuk beberapa komoditas. /Tangkap layar YouTube Indonesia Lawyers Club

PR BEKASI- Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) merasa geram dengan impor yang masih dilakukan terhadap beberapa komoditas yang ada di Indonesia. 

Hal tersebut Jokowi sampaikan saat meresmikan Pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021, Senin 11 Janauari 2021 di Istana Negara, Jakarta.

Rakernas tersebut dilaksanakan untuk membahas program kerja Kementerian Pertanian tahun 2021, dengan mengusung tema “Memperkuat Peran Sektor Pertanian dalam Menopang Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Pandemi COVID-19”.

Dalam sambutannya, Jokowi menekankan agar pembangunan pertanian dilakukan secara lebih serius dan detail.

Baca Juga: Simpulan Sementara KNKT, Pesawat Sriwijaya Air Tidak Meledak di Udara

“Pengelolaan yang berkaitan dengan pangan itu betul-betul harus kita seriusi, pembangunan pertanian harus betul-betul kita seriusi secara detail,” ujar Jokowi.

Menurutnya dalam masa pandemi seperti saat ini, sektor pertanian menempati posisi yang semakin sentral.

“Kita tahu, FAO memperingatkan potensi terjadinya krisis pangan, hati-hati mengenai ini, hati-hati. Akibat pembatasan mobilitas warga, dan bahkan distribusi barang antarnegara, distribusi pangan dunia menjadi terkendala,” ungkapnya.

Dirinya pun memberi contoh yaitu seperti melambungnya harga komoditas kedelai impor beberapa waktu lalu yang membuat pengrajin tahu dan tempe di Indonesia melakukan aksi mogok saat itu.

Baca Juga: Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun atas Kasus Pelecehan Seksual, Gus Nadir: Dulu Idolanya Kawan PKS

Menurutnya, kejadian tersebut adalah contoh dari bahayanya dampak impor tersebut saat ini, sehingga Jokowi memberi penekanan dan menggaris bawahi terkait komdoditas pertanian yang masih melakukan impor dalam jumlah besar

“Saya ingin menggarisbawahi terutama yang berkaitan dengan komoditas pertanian yang impor. Kedelai hati-hati, jagung hati-hati, gula hati-hati, ini yang masih (impor) juta-jutaan ton,” ujarnya.

Begitu juga dengan bawah putih dan beras. Namun untuk beras, diungkapkan Presiden, Indonesia sudah hampir dua tahun tidak melakukan impor komoditas ini.

Walau demikian Jokowi menyebut nantinya akan tetap dilihat betul di lapangan kondisinya seperti apa, apakah hal tersebut dapat berjalan konsisten untuk tahun-tahun mendatang.

Baca Juga: Waspada! Sebut Covid-19 Akan Mereda, Roy Kiyoshi Malah Khawatir Ada Virus Baru 'Aneh' Muncul di 2021

Di hadapan peserta Rakernas, Presiden pun meminta agar didesain skema pembangunan pertanian untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Terkait pernyataan presiden tersebut, Ekonom Senior Rizal Ramli mengungkapkan rasa heran dengan apa yang telah disampaikan oleh Jokowi itu. 

Karena menurutnya kebijakan impor tersebut adalah kebijakan yang dibuat dan dipilih sendiri oleh pemerintah, akan tetapi sekarang juga dikomentari sendiri oleh pemerintah.

"@jokowi ndak ngerti atau pura-pura ndak ngerti. Kebijakan (pemerintah) yang doyan impor dan bagi-bagi rente quota impor," ungkap Rizal, melalui cuitan di akun twitter pribadinya @RamliRizal, Selasa 12 Januari 2021.

Baca Juga: Kim Seon Ho akan Gelar Jumpa Penggemar secara Virtual Lewat TikTok 17 Januari Mendatang

Ia menyebut akibat kebijakan yang suka impor itulah yang akhirnya kini menyusahkan dan membuat petani mengalami kerugian.

"(kebijakan impor) itu yg membuat petani tidak ada insentif utk naikkan produksi. Please deh, jangan terlalu banyak drama. Klo benar-benar ndak ngerti, nanti tak(saya) kasih kuliah," ungkap  mantan Menko Maritip tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @RamliRizal, Selasa, 12 Januari 2021.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x