Khawatir dengan Terpilihnya Listyo Sigit, Refly: Akan Sebabkan Banyak Jenderal Nganggur

- 13 Januari 2021, 19:27 WIB
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.
Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun. /Tangkapan Layar YouTube.com Refly Harun/

PR BEKASI - Pakar hukum tata negara Refly Harun mengaku khawatir dengan terpilihnya Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo (51) sebagai calon tunggal Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menggantikan Jenderal Idham Azis yang pensiun.

"Hari ini Surpres (surat presiden) telah kami terima dari presiden yang mana presiden menyampaikan usulan pejabat [Kapolri] mendatang tunggal yaitu Listyo," kata Ketua DPR Puan Maharani, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 13 Januari 2021.

Refly Harun khawatir lantaran Listyo Sigit adalah seorang non Islam dan masih sangat muda, karena menurutnya di usianya yang masih tergolong muda (51) tersebut justru akan merusak regenerasi Polri dan menimbulkan ketegangan, khususnya bagi para senior jenderalnya.

"Tapi ini agak spesifik sedikit karena Listyo Sigit seorang non Muslim, dan tentu saja masih generasi yang sangat muda, padahal ada jenderal yang lebih senior," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun, Rabu, 13 Januari 2021.

Baca Juga: Ikuti Jejak Indonesia, Malaysia Beli Vaksin dari Sinovac Secara Curah Karena Lebih Murah

Namun soal non Muslim, Refly Harun enggan berbicara banyak dan menyerahkan seluruh keputusan tersebut kepada DPR.

"Apakah DPR kemudian akan menerima pencalonan ini? Menurut saya pasti akan menerima, yang ditunggu cuman satu saja bagaimana suara PKS dan demokrat, yang lainnya, tujuh partai lainnya akan dengan mudah mengatakan setuju," tuturnya.

Menurutnya jika berbicara dari kepentingan Presiden Joko Widodo (Jokowi) keputusan ini adalah keputusan yang terbaik karena Jokowi mencari Kapolri yang sepenuhnya bisa tunduk dan berkomunikasi dengan Istana.

"Di mana Presiden merasa percaya diri bahwa dia bisa mengendalikan," ucapnya.

Baca Juga: Tuding Ada Bisnis di Balik Harga Tes Swab, Ribka: Negara Tidak Boleh Berbisnis dengan Rakyatnya

Refly Harun pun mengungkapkan bahwa ternyata Listyo Sigit dahulu pernah menjadi ajudan bagi Jokowi.

"Jangan lupa kalau Listyo Sigit menjadi Kapolri, maka dia akan menjadi ajudan bagi Jokowi, karena memang selain jauh lebih muda, kelahiran tahun 69 dan juga Listyo Sigit pernah menjadi ajudan Presiden Jokowi," tuturnya.

Sehingga ia yakin mental ajudan itu pasti akan tetap melekat, apalagi Listyo Sigit memiliki latar budaya yang sama dengan Presiden Jokowi.

"Jadi bagi Jokowi dia akan nyaman sampai sisa masa jabatannya karena akan dikawal oleh orang yang dia percaya," ucapnya.

Baca Juga: Sebut Cara yang Dipakai Rezim Jokowi Tidak Sehat, Haris Azhar: Naudzubillah Kalau Sampai Tiga Kali

Namun soal regenerasi di kepolisian yang akan rusak, Refly Harun pun menjelaskan alasannya.

"Karena nanti akan mengakibatkan banyak jenderal yang nganggur, terutama senior-senior dari Listyo Sigit, bukan rahasia umum lagi ketika satu angkatan yang lebih junior menjabat, maka biasanya jenderal-jenderal senior agak 'tidak mau'," tuturnya.

Hal tersebut disebutnya serupa dengan kejadian ketika Budi Gunawan merasa tidak enak kepada Tito Karnavian yang ditunjuk menjadi Kapolri.

"Tentu Tito tidak enak kalau menjadi atasan dari seniornya dan sama calon Kapolri juga pada waktu itu, sehingga akhirnya Budi digeser ke BIN dan mendapatkan bintang empat juga," ucapnya.

Baca Juga: Ajak Masyarakat Tak Tolak Vaksinasi, Menag era SBY Beri Nasihat: Berpotensi Rugikan Diri Sendiri

Oleh karena itu, Refly Harun menyampaikan bahwa dengan terpilihnya Listyo Sigit akan mematikan generasi-generasi jenderal yang sudah ada.

"Jika para jenderal senior masih di lingkungan Mabes Polri, pasti nanti akan disertai pergantian-pergantian di mana Listyo Sigit akan mencari orang-orang yang dia sendiri merasa nyaman, dan untuk itu bagi dia mudah sekali karena komunikasinya dengan Presiden Jokowi akan lancar," tuturnya.

Atas alasan tersebutlah ia yakin regenerasi Polri akan berantakan ke depannya.

"Regenerasi di Polri akan gonjang ganjing, jadi angkatan 88 87 89 90 yang tidak terlalu dekat dengan Listyo Sigit barangkali akan tidak terpakai, Ini yang menjadi permasalahan di regenerasi Polri itu sendiri," ucapnya.

Baca Juga: Kelas Terdidik Marah Raffi Ahmad Vaksinasi Bareng Jokowi, Tsamara Amany: Masyarakat Butuh Role Model

Tapi apa pun itu, Refly Harun tetap menghargai keputusan Jokowi yang memilih Listyo Sigit sebagai calon tunggal Kapolrinya.

"Presiden Jokowi sudah menggunakan hak prerogatifnya, dan itu sah-sah saja dalam politik, karena akhirnya Presiden Jokowi lebih memilih mengamankan dirinya, ketimbang memperhatikan regenerasi di Polri, karena dia harus mencari orang yang dia percaya 100 persen dan barangkali orangnya adalah Listyo," tutupnya.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x