PR BEKASI - Budayawan Indonesia Sudjiwo Tedjo turut mengomentari sejumlah bencana alam yang terjadi di Nusantara dewasa ini.
Sebagaimana diketahui, sejumlah bencana alam berupa banjir, longsor, dan gempa bumi melanda Indonesia pada satu pekan terakhir.
Banjir besar melanda Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan pada Jumat, 15 Januari 2021 kemarin.
Kemudian, longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Sabtu, 9 Januari 2020 lalu
Selain itu, gempa bumi berkekuatan 5,9 Magnitudo mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Kamis, 14 Januari 2021 yang kemudian disusul gempa bumi berkekuatan 6,2 Magnitudo sehari setelahnya pukul 2.28 WITA.
Baca Juga: Kasus Harian Positif Covid-19 Pecahkan Rekor Lagi, Zubairi Djoerban: Jangan Takut Jadi Amanda Nnadi
Sejumlah bencana alam tersebut memberikan dampak kerugian materil dan korba jiwa yang besar.
Menanggapi hal tersebut, Sudjiwo Tedjo menilai fenomena alam tersebut merupakan sabda alam, bukan merupakan bencana.
"Menurut rasaku, alam tak pernah ngasih bencana. Alam cuma terus-menerus mencari keseimbangan baru. Itulah sabda alam," tutur Sudjiwo Tedjo dalam akun Twitter-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 16 Januari 2021.
1) Sori Tuhan, terlalu terhibur melayani buzzer sampai baru tahu bahwa sekarang ada dua SABDA ALAM, yg manusia secara tidak sopan kepada alam menamainya BENCANA.
Menurut rasaku, alam tak pernah ngasih BENCANA. Alam cm terus-menerus mencari keseimbangan baru. Itulah SABDA ALAM.— Jack Separo Gendeng (@sudjiwotedjo) January 15, 2021
Menurutnya, alam hanya mencari keseimbangan baru melalui fenomena berupa longsor, banjir, dan gempa bumi.
Baca Juga: Habib Rizieq Akui Lebih 'Enjoy' di Rutan Bareskrim, Refly Harun: Agak Sedikit Melegakan
"Longsor adalah cara alam mencari keseimbangan baru bila hutan-hutan di gunung gundul, sehingga tak ada akar-akar penahan tanah,
"Banjir adalah cara alam mencari keseimbangan batu bila resapan air ditiadakan. Begitu pula gempa," kata Sudjiwo Tedjo
Oleh karena itu, Sudjiwo Tedjo menilai penamaan terhadap fenomena alam berupa bencana tersebut secara tidak sopan dilakukan oleh manusia.
"Sekarang ada dua sabda alam, yang manusia secara tidak sopan kepada alam menamainya bencana," katanya.***