Terpukau dengan Mata Air Desa di Magelang, Ganjar Pranowo: Bisa Buat Rambut Saya Jadi Hitam Gak ya?

- 18 Januari 2021, 12:02 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menanam pohon di Desa Margoyoso, Kabupaten Magelang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menanam pohon di Desa Margoyoso, Kabupaten Magelang. /Humas Pemprov Jateng

PR BEKASI – Pemerintah Desa Margoyoso, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mendapatkan apresiasi dari Ganjar Pranowo.

Pasalnya desa tersebut dianggap berhasil menerapkan peraturan desa (Perdes) dan mitos yang mengatur tentang lingkungan setempat.

Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah menyampaikan, dengan peraturan desa serta mengedepankan kearifan lokal, langkah-langkah pelestarian lingkungan bisa benar-benar tercapai.

Baca Juga: BNPB Ajak Relawan Bersinergi dan Kolaborasi dalam Penanggulangan Bencana 

“Ini hebatnya Pak Kades dan warga Margoyoso, Kecamatan Salaman, mereka punya kesadaran lingkungan yang tinggi,” kata Ganjar Pranowo dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin, 18 Januari 2021.

“Pak Kades ini masih muda, tapi mampu menggerakkan kekuatan yang ada di masyarakat untuk melakukan konservasi lingkungan,” sambungnya.

Cara unik dan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan itu diketahui Ganjar ketika penanaman pohon di Desa Margoyoso.

Menurutnya, langkah Pemerintah Desa Margoyoso dalam menjaga lingkungan membuahkan hasil dengan munculnya sejumlah mata air di desa itu.

Baca Juga: Viral! Turis Amerika Ajak WNA Tinggal di Bali Secara Ilegal, Warganet Ramai-ramai Lapor ke Imigrasi 

Bahkan tidak hanya warga setempat yang menikmati, tapi airnya mengalir sampai ke Kabupaten Purworejo.

“Ada 88 mata air di sekitar sini saja, dan yang menikmati sampai Purworejo. Air itu ketika harus menghidupkan manusia, tidak memandang suku, agama, dan ras, maka tugas kita sekarang adalah mengelola, merawat, dan mengonservasi, makanya hari ini saya melakukan penanaman,” ujar Ganjar Pranowo.

Lanjutnya, penanaman pohon harus terus digencarkan sebagai upaya melindungi mata air.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat giat menanam pohon, apalagi saat ini masih musim hujan.

Baca Juga: Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun, Berikut Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat 

“Kalau sebelumnya saya menanam pohon di sekitar Rawa Mening, pekan lalu di bantaran Sungai Jragung Demak dan hari ini (kemarin) di Kabupaten Magelang, maka besok kita cari lagi tempat lainnya untuk menanam. Ayo kita tanam terus, mumpung musim hujan,” ucapnya.

Ganjar Pranowo yang datang ke ke Magelang dengan bersepeda dari Kabupaten Semarang,  mendatangi salah satu pancuran dari sumber mata air.

Ganjar Pranowo langsung merasakan sendiri kesegaran air dari mata air tersebut.

“Seger sekali ya. Ini bisa buat rambut saya jadi hitam gak ya,” tutur Ganjar Pranowo sambil bercanda.

Baca Juga: Innalillahi! MC Riri Djalil Meninggal di Kamar Kosnya di Bali, Robby Purba: Selamat Jalan, Sayangku 

Kepada Ganjar, Kades Margoyoso Adi Daya Perdana menuturkan bahwa zaman dahulu desa tersebut kering kerontang dan hampir tiap tahun warganya selalu meminta bantuan air bersih untuk keperluan sehari-hari.

“Setelah itu kami menggalakkan konservasi lingkungan. Untuk mendukungnya, kami membuat peraturan desa (perdes) yang mengatur tidak boleh ada penebangan pohon besar dan giat melakukan penanaman,” tuturnya.

Selain itu, mitos tentang keangkeran pohon-pohon besar juga dihidupkan dengan menyebutkan masyarakat yang menebang pohon akan diganggu hal-hal gaib atau biasa disebut penunggu pohon.

“Dengan kepercayaan mistis dan peraturan desa ini, upaya kami melakukan konservasi cukup berhasil,” ujarnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x