PR BEKASI - Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menanggapi tentang kembali munculnya isu 'Taliban' di KPK.
Febri Diansyah merasa dimunculkannya kembali isu tersebut dirasa cukup berkaitan dengan penanganan lanjutan dari kasus korupsi dana bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang menyeret nama kader PDI Perjuangan Juliari Batubara.
"Iseng-iseng liat beberapa mention, kayaknya isu Taliban dengan video tahun 2019 sebelum demo mahasiswa dimunculin lagi," ucap Febri Diansyah, dalam cuitan akun Twitter pribadinya @febridiansyah, Sabtu, 23 Januari 2021.
Baca Juga: Mahfud MD Komentari Kasus Rasis Ambroncius kepada Natalius, Roy Suryo Ragukan Ketegasannya
"Berbarengan dengan mulai menghangatnya penanganan kasus korupsi Bansos Covid-19," lanjutnya.
Dirinya juga merasa heran dan curiga mengapa isu tersebut dapat muncul kembali
"Ada apa ya? Masih laku “jualan” isu Taliban di KPK?" ujar Febri.
Ia juga mengungkapkan dengan munculnya isu tersebut, tak lama, hal itu juga akan mengarah dugaannya untuk menyerang ke Novel Baswedan dan penyidik KPK lainnya.
"Dugaan saya, setelah ini Novel @nazaqistsha dkk akan diserang. Ya, menggunakan isu 'Taliban' di KPK itu," ucapnya.
Iseng2 liat bbrpa mention, kayaknya isu Taliban dg video tahun 2019 sebelum demo mahasiswa dimunculin lagi. Berbarengan dengan mulai menghangatnya penanganan kasus korupsi Bansos Covid-19.
Ada apa ya?
Hmm...
Masih laku “jualan” isu Taliban di KPK? ????— Febri Diansyah (@febridiansyah) January 23, 2021
Baca Juga: Billy Syahputra Dikabarkan Positif Covid-19, Ibunda Amanda Manopo: Tidur yang Cukup
Dengan munculnya kembali isu Taliban tersebut, Febri Diansyah menduga pada nantinya akan diarahkan terhadap para penyidik yang sedang menangani kasus korupsi besar.
"Dan mungkin dikaitkan dengan penyidik-penyidik yang sedang menangani kasus-kasus korupsi besar. Misal: kasus korupsi benur ataupun korupsi Bansos Covid-19 yang sedang ditangani KPK. Kita liat ntar ya," ungkap Febri.
Ia juga mengajak masyarakat dan seluruh pegian anti korupsi untuk dapat terus mendukung perjuangan Komisi Anti Rasuah tersebut karena saat ini sedang menangani kasus-kasus besar.
"Kita doakan dan jaga bersama teman Pegawai KPK yang sedang bersungguh-sungguh berjuang menangani kasus-kasus besar saat ini. semoga kasus korupsi benur dan suap Bansos Covid-19 bisa diungkap seterang-terangnya. Tantangan mereka pasti tidak mudah," ujarnya.
Baca Juga: Joe Biden Bawa Harapan Baru, DPR: Indonesia Perlu Segera Tangkap Peluang Ekonomi ini
Dalam penananan kasus-kasus korupsi besar oleh KPK, Febri Diansyah juga meminta untuk pimpinan KPK dapat menjelaskan tentang keseriusan para penyidik KPK dalam melakukan hal itu.
"Pimpinan KPK mestinya juga bisa buktikan keseriusan mereka," lanjutnya.
Ia juga mengingatkan, jangan sampai terpengaruh dan malah terfokus dengan isu Taliban tersebut yang mana di saat bersamaan, masih banyak tersangka kasus korupsi besar masih buron atau dalam daftar pencarian orang (dpo).
"Jangan sampai lupa Harun Masiku dan sejumlah DPO ini ya. https://kpk.go.id/id/dpo. Dan, oh ya, sejak 17 Januari 2021 ini, status DPO Harun Masiku sudah berulangtahun," ungkapnya, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan akun Twitter @febridiansyah, Senin, 25 Januari 2021.
Baca Juga: 22 Titik Banjir Genangi Kota Bekasi Hari Ini, Luapan Kali Jadi Penyebabnya
Terkait para orang-orang yang masih dicari tersebut, ia menekankan bahwa dirinya hanya sekedar menyampaikan dengan harapan masyarakat juga tak lupa dengan hal tersebut dan malah termakan isu Taliban yang sedang dimunculkan.
"Tugas kita mengingatkan, Ada juga kasus BLBI dengan kerugian negara Rp4.58 Triliun. 2 tersangkanya masih DPO. Pengumuman tersangka sejak Juni 2019. sebentar lagi 2 tahun. Menurut UU KPK revisi, setelah 2 tahun ada peluang kasus-kasus korupsi SP3 atau penghentian penyidikan. Apa BLBI akan di-SP3?" ucap Febri.***