Abdul Fatah pun menyebut bahwa pada Festival Santet nanti akan ada banyak latar belakang perdukunan, sesuai kapasitas keilmuan masing-masing.
Dia pun menegaskan bahwa praktik Perdunu tidak melanggar norma agama dan norma sosial, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
"Tetapi kami mencoba mengklarifikasi bahwa Perdunu tidak melanggar norma-norma agama atau norma sosial. Jadi kami juga memastikan kepada MUI bahwa aktivitas Perdunu jangan dikhawatirkan mengarah pada kegiatan syirik atau musyrik," tutur Abdul Fatah.
Abdul Fatah juga membantah jika dalam praktik perdukunan pada Festival Santet nanti akan melibatkan jin atau sebangsanya.
"Ya bukan (jin), kalau ngomong dukun itu kan bukan istilah yang tidak hanya berkaitan dengan supranatural. Jadi seperti dukun pijat, dukun bayi, itu kan masuk dukun juga," kata Abdul Fatah.
Diketahui, Perdunu mendeklarasikan wacana Festival Santet di Desa Sumberraum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 3 Februari 2021 lalu.
Selain Festival Santet, Perdunu juga akan mengembangkan beberapa program kerja, seperti pengembangan wisata mistis, pengobatan gratis, dan doa bersama.
Namun, sampai saat ini Festival Santet dan pengembangan wisata mistis masih menuai polemik di tengah masyarakat.***