PR BEKASI - Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto turut angkat bicara terkait keberadaan buzzer yang akhir-akhir ini menjadi polemik di tengah publik.
Henry Subiakto tak setuju jika buzzer dikaitkan dengan pendukung tokoh, partai, apalagi pemerintah.
Henry Subiakto mengatakan, yang aktif di media sosial itu bukan hanya buzzer, tapi ada juga masyarakat yang terpanggil jiwanya untuk melawan oportunis politik.
"Yang aktif di medsos itu tidak identik dengan buzzer pendukung tokoh apalagi partai tertentu. Tak sedikit yang terpanggil jiwa dan semangatnya berkomunikasi melawan oportunis politik yang menggunakan politisasi agama dan radikalisme," kata Hendry Subiakto, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan @henrysubiakto, Sabtu, 13 Februari 2021.
Menurutnya, masyarakat yang terpanggil jiwanya itu adalah buzzer bangsa, bukan orang-orang bayaran.
"Mereka 'Buzzer Bangsa', bukan orang-orang bayaran," ujar Henry Subiakto.
Yg aktif di medsos itu tdk identik dg buzzer pendukung tokoh apalagi partai tertentu. Tak sedikit yg terpanggil jiwa & semangatnya berkomunikasi melawan oportunis politik yg menggunakan politisasi agama dan radikalisme. Mereka “Buzzer Bangsa”. Bkn orang2 bayaran.— Henry Subiakto (@henrysubiakto) February 11, 2021
Baca Juga: Jokowi Minta Masyarakat Kritik Pemerintah, Jusuf Kalla: Bagaimana Caranya Tanpa Dipanggil Polisi?
Henry Subiakto lantas menceritakan bahwa dulu
kritik itu hanya lewat media massa, reaksi yang dihadapi pun hanya dari orang yang dikritik, dan rakyat hanya jadi penonton saja.