"ITB kampus yang menghasilkan tokoh-tokoh, pemikir-pemikir besar, engineer-engineer hebat. Soekarno, Habibie, Rooseno, Sutami, dan lainnya. Eh ternyata sebagian kecil alumninya berpikiran cufet, terlalu banyak bergaul dengan intel, jadi organ surveillance swasta, tokoh-tokoh yang dicap 'ekstremis'," kata Rizal Ramli.
Sementara itu, Hidayat Nur Wahid pun turut angkat bicara mengenai pelaporan tersebut.
Dia mengatakan bahwa KASN tentu memahami jika membahas mengenai kasus dugaan radikalisme.
Hidayat Nur Wahid menegaskan, bahwa yang dilaporkan ini adalah Din Syamsudin, yang sudah dua kali menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Diungkapkan juga bahwa, Din Syamsudin adalah tokoh nasional dan internasional yang moderat dan antiradikalisme.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun turut menyesalkan adanya upaya pelaporan terhadap Din Syamsudin.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan, laporan tersebut adalah tuduhan dan fitnah yang keji.
"Tidak bisa dipertanggungjawabkan kepada seorang tokoh dan pemimpin Muslim penting tingkat dunia yang sangat dihormati, karena dalam waktu yang panjang telah mempromosikan Wasatiyatul Islam," katanya.***