"Buzzer memang bisa ada di semua sisi, baik yang pro maupun kontra," tutur Henry Subiakto.
Walaupun demikian, Henry Subiakto mengungkap justru kekuatan yang paling dominan datang dari warganet Indonesia.
"Tapi, yang lebih dominan tentu netizen yang jumlahnya jutaan," ucap Henry Subiakto.
Staf Ahli Menkominfo tersebut mengatakan, era informatika dengan perkembangan media sosial membuka peluang komunikasi yang melibatkan siapapun.
"Sekarang ini era 'sharing communication'. Komunikasi yang bisa melibatkan siapa pun pemilik gadget dan akun. Netizen ini aktif, partisipatif, bahkan bisa powerful di medsos," kata Henry Subiakto dalam akun Twitternya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Minggu, 14 Februari 2021.
Buzzer mmg bisa ada di semua sisi, baik yg pro maupun kontra. Tp yg lbh dominan tentu netizen yg jumlahnya jutaan. Skrg ini era “Sharing Communication”. Komunikasi yg bisa melibatkan siapapun pemilik gadget & akun. Netizen ini aktif, partisipatif bhkn bisa powerful di medsos.— Henry Subiakto (@henrysubiakto) February 14, 2021
Perkembangan media sosial tersebut, lanjut Henry Subiakto, memberi ruang partisipasi komunikasi rakyat terhadap isu yang tengah hangat dibicarakan.
"Perkembangan medsos telah beri ruang partisipasi komunikasi rakyat secara luas, ternyata bikin gerang kalangan yang dulu mendominasi," tutur Henry Subiakto.
Warganet yang terlibat aktif dengan isu politik yang tengah hangat, tambah Henry Subiakto, acap kali dituduh sebagai buzzer yang harus ditertibkan lantaran 'menggugat' sejumlah pihak.