Baca Juga: Saling Jegal Derby Merseyside ke-238: Di Luar Lapangan, Liverpool dan Everton Punya Tujuan Mulia
Deddy Sitorus juga mengungkap, SBY saat Pilpres 2004 tampil sebagai calon Presiden dengan citra sebagai seorang yang dizalimi oleh narasi dari PDIP.
"Kemudian terjadi tsunami politik dimana waktu itu Pak SBY mencitrakan diri sebagai seorang yang dizalami dengan pernyataan alm. Pak Taufiq Kiemas soal jendral anak-anak," ujar Deddy Sitorus.
Akibatnya, lanjut Deddy, muncul tudingan kepada Megawati sebagai tokoh yang tidak pernah move on terkait Pemilu 2004 lalu.
Baca Juga: Tunggu Pernyataan Anies Baswedan, Husin Shihab: Bentar Lagi Tenggelam Nih Jakarta?
"Sejak 2004 hingga hari ini semua masyarakat tahu Ibu Mega tidak pernah 'move on' soal Pemilu 2004. Padahal kan persoalannya tidak seperti itu," tutur Deddy Sitorus.
Selain itu, tambah Deddy, muncul juga tudingan bahwa Megawati tidak ikhlas terhadap hasil Pemilu 2004.
"Sejak itu Ibu Mega di-bully sebagai orang yang tidak ridha, tidak ikhlas," kata Deddy Sitorus.
Baca Juga: 8 Tips Jaga Kesehatan Mental saat Pandemi, Kualitas Tidur Salah Satunya
Padahal, ungkap Deddy, hubungan Megawati dengan SBY kala itu sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) baik-baik saja.