Bantah Tudingan Megawati Belum 'Move On' dari SBY, Politisi PDIP: SBY Menteri Kasayangan

- 20 Februari 2021, 16:14 WIB
Megawati dituding belum 'move on' dari SBY terkait pemilu 2004.
Megawati dituding belum 'move on' dari SBY terkait pemilu 2004. /Kolase foto dari ANTARA/Arif Firmansyah

PR BEKASI - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Hanteru Sitorus turut menyoroti pernyataan mantan sekretaris jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie.

Sebagai informasi, Marzuki Alie melontarkan pernyataan terkait langkah politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membuat kecolongan Megawati Soekarnoputri sebanyak dua kali.

Kecolongan yang dialami Megawati tersebut, ungkap Marzuki, berupa SBY pindah haluan politik dengan mendirikan Partai Demokrat dan berkoalisi dengan Jusuf Kalla sebagai perwakilan Partai Golkar pada Pilpres 2004.

Baca Juga: Purnatugas dari Waki Wali Kota, Pasha Ungu: Terima Kasih Kota Palu

Baca Juga: Cek Fakta: Janda Hamil karena Angin Dikabarkan Beri Nama Anaknya AHKMAD CONFRESOR, Simak Faktanya

Baca Juga: Pemilik Warung di Thailand Ini Pakai Balon Bentuk Harimau Usir Monyet Liar yang Curi Makanan

"Pak SBY menyampaikan Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK, ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Artinya, kecolongan pertama dia yang pindah, kecolongan 2 kali dia ambil Pak JK," ucap Marzuki Alie di akun YouTube Akbar Faizal Uncernsored.

Menanggapi hal tersebut, Deddy Sitorus menilai pernyataan Marzuki Alie telah membuka tabir politik peristiwa yang terjadi saat Pilpres 2004 lalu.

"Sekarang kita jadi terbuka bahwa kalau meminjam bahasa Pak Marzuki Alie, bahwa 'Ibu Mega akan kecolongan dua kali'. Nah, ini kan sesuatu akhirnya seolah-olah membuka kotak pandora bagi kita," tutur Deddy Sitorus.

Baca Juga: Saling Jegal Derby Merseyside ke-238: Di Luar Lapangan, Liverpool dan Everton Punya Tujuan Mulia

Deddy Sitorus juga mengungkap, SBY saat Pilpres 2004 tampil sebagai calon Presiden dengan citra sebagai seorang yang dizalimi oleh narasi dari PDIP.

"Kemudian terjadi tsunami politik dimana waktu itu Pak SBY mencitrakan diri sebagai seorang yang dizalami dengan pernyataan alm. Pak Taufiq Kiemas soal jendral anak-anak," ujar Deddy Sitorus.

Akibatnya, lanjut Deddy, muncul tudingan kepada Megawati sebagai tokoh yang tidak pernah move on terkait Pemilu 2004 lalu.

Baca Juga: Tunggu Pernyataan Anies Baswedan, Husin Shihab: Bentar Lagi Tenggelam Nih Jakarta?

"Sejak 2004 hingga hari ini semua masyarakat tahu Ibu Mega tidak pernah 'move on' soal Pemilu 2004. Padahal kan persoalannya tidak seperti itu," tutur Deddy Sitorus.

Selain itu, tambah Deddy, muncul juga tudingan bahwa Megawati tidak ikhlas terhadap hasil Pemilu 2004.

"Sejak itu Ibu Mega di-bully sebagai orang yang tidak ridha, tidak ikhlas," kata Deddy Sitorus.

Baca Juga: 8 Tips Jaga Kesehatan Mental saat Pandemi, Kualitas Tidur Salah Satunya

Padahal, ungkap Deddy, hubungan Megawati dengan SBY kala itu sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) baik-baik saja.

"Patut dicatat hubungan Pak SBY pada waktu itu dengan Ibu Mega sangat baik. Bahkan boleh dikatakan, Pak SBY salah satu menteri kesayangan Ibu Mega pada saat itu." ucap Deddy Sitorus dalam kanal YouTube TVOne News, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Sabtu, 20 Februari 2021.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: TV One News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah