Sherly Annavita pun mempertanyakan, beranikah kini sejumlah pihak kembali mengejek aksi damai 212, ketika presiden dan sejumlah pejabat negara ikut menghadiri acara tersebut.
"Beranikah kita menyebut para pejabat tadi dengan sebutan-sebutan yang menghinakan itu?," ujarnya.
Terakhir, Sherly Annavita meminta semua pihak untuk menghentikan penggunaan julukan-julukan yang bernada menghina, seperti kadrun, kampret, atau cebong.
"Oleh karena itu, mari kita hentikan sebutan-sebutan menghina itu, kampret, kadrun, tebing, dan lain-lain. Karena saling berbalas hinaan ini hanya akan semakin memperdalam luka dan permusuhan sesama anak bangsa," kata Sherly Annavita.***