Perlu diketahui, pada bulan Mei 1998, desakan agar Presiden Soeharto mundur makin kuat.
Namun penguasa Orde Baru tersebut tetap berkeras menyatakan akan mundur dalam Pemilu yang digelar tahun 2000. Hal itu dinilai sejumlah pihak hanya upaya Soeharto untuk mengulur waktu.
Amien Rais pada saat itu berencana menggelar aksi massa dengan long march di Monas tanggal 20 Mei 1998. Puluhan ribu orang dari berbagai elemen diperkirakan akan menghadiri konsolidasi nasional tersebut.
Tanggal 19 Mei 1998, Amien Rais mengaku mendapat panggilan malam dari Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur.
Tepat setelah salat Isya, dering telepon dari seorang jenderal berbintang dua memberi peringatan, bahwa jangan sampai ada aksi massa pada 20 Mei 1998 di Monas Jakarta Pusat.
Baca Juga: Babak Baru Kasus Habib Rizieq Shihab, Agenda Sidang Akan Digelar 16 Maret 2021 Mendatang
Saat itu, Amien Rais mengaku telah ditunggu ratusan bahkan ribuan mahasiswa yang menyuarakan penggulingan Soeharto.
"Saya benar-benar lupa namanya, Mayjen siapa gitu. Dia bilang tolong 20 Mei yang syukuran reformasi di Monas tolong dibatalkan," cerita dia dalam acara Refleksi 20 tahun Reformasi di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 21 Mei, 2018.***