"Nah ini yang menurut saya kita prihatin, ternyata lebih mudah menular karena bermutasi, varian ini mudah menular dan tadinya disangkanya tidak meningkatkan resiko kematian," tuturnya.
"Ternyata dari hasil studi terbaru yang baru resmi dipublikasi di British Medical Journal, varian baru ini meningkatkan kematian juga, jadi kita harus lebih waspada," sambungnya.
Baca Juga: Singgung Reputasi Moeldoko, Yan Harahap: Andai Dirikan Parpol Sendiri, Moeldoko Jauh Lebih Terhormat
Kemudian, Pandu Riono juga mengingatkan kepada para lansia agar selalu berhati-hati terhadap Virus Corona B117 karena resiko kematiannya akan lebih tinggi jika terinfeksi varian baru ini.
"Terutama pada lansia, jadi kan pada lansia itu problemnya baik ada komorbid maupun tidak ada komorbid lebih tinggi resiko kematiannya dibandingkan yang bukan lansia," ucapnya.
"Dan kalau di antara lansia, yang ada komorbid itu jauh lebih tinggi lagi, jadi resiko kematiannya memang sangat tinggi, karena itulah kita harus lebih waspada," sambugnnya.
Pandu Riono pun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap banyaknya varian baru dari Virus Corona yang dapat berdampak pada keberhasilan diagnostik di Indonesia.
"Jadi PCR kita tidak mampu mengenal dia atau yang paling ditakutkan itu adalah vaksin yang kita sudah berikan kepada semua penduduk Indonesia, ternyata imunitas yang dihasilkan itu tidak mampu mengenali virus baru," tuturnya.
Namun, kabar baiknya Virus Corona B117 sejauh ini tidak seperti itu, walaupun memang terdapat penurunan akurasi saat mendeteksinya tetapi masih bisa dikenali dengan baik.
"Jadi kita harus bersyukur bahwa ternyata walaupun ada varian baru yang meningkatkan resiko penularan dan kematian, tapi tidak berdampak pada diagnostik kita dan juga pada vaksin yang sedang diberikan kepada penduduk Indonesia," sambungnya.