Varian Baru Virus Corona B117 Sudah Jadi Transmisi Lokal di Indonesia, Pandu: Risiko Kematian Meningkat

- 11 Maret 2021, 19:34 WIB
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono yang menegaskan varian baru Virus Corona B117 meningkatkan resiko kematian dan sudah menjadi transmisi lokal pada sebuah tayangan di YouTube tvOneNews, Kamis, 11 Maret 2021. /ANTARA/Sugiharto Purnama/
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono yang menegaskan varian baru Virus Corona B117 meningkatkan resiko kematian dan sudah menjadi transmisi lokal pada sebuah tayangan di YouTube tvOneNews, Kamis, 11 Maret 2021. /ANTARA/Sugiharto Purnama/ /

PR BEKASI - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono menegaskan bahwa varian baru dari Virus Corona B117 sudah menjadi transmisi lokal di Indonesia.

Tak hanya itu, Virus Corona B117 tersebut juga menurut Pandu Riono terbukti bukan hanya meningkatkan resiko penularan namun meningkatkan resiko kematian.

Dirinya juga percaya bahwa Virus Corona B117 ini telah menjadi transmisi lokal di Indonesia.

"Kalau sudah masuk ke masyarakat Indonesia dan kita baru melaporkannya bulan Maret ini, saya percaya sudah terjadi transmisi lokal, jadi yang kita perlu khawatirkan adalah sekarang mungkin belum sampai mendominasi Virus Corona lama yang di Indonesia," ungkapnya.

Baca Juga: Kecelakaan Maut Bus Pariwisata Masuk Jurang di Sumedang, 27 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia

Baca Juga: Penuhi Nazar Jalan Kaki Bandung Jakarta, Addie MS: Aku Takut Neraka Jahanam

Baca Juga: Firli Bahuri Sebut Seluruh Pegawai KPK Akan Resmi Berstatus ASN pada 1 Juni 2021 Mendatang

Pandu Riono menjelaskan bahwa Virus Corona B117 ini berasal dari keluarga Virus Corona yang memiliki RNA yang mudah bermutasi.

"Jadi Virus Corona ini, keluarga dari virus RNA yang secara alamiah mudah bermutasi, sudah ratusan," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube tvOneNews, Kamis, 11 Maret 2021.

"Dan ini ada tiga varian yang menjadi perhatian dunia, pertama varian B117, varian yang ditemukan di Afrika Selatan, dan satu lagi varian yang ditemukan di Brazil. Dan itu sudah terjadi sejak tahun lalu," sambungnya.

Sejumlah varian baru tersebut menjadi perhatian dunia karena setiap bermutasi, ungkap Pandu Riono, karakteristiknya berubah-ubah.

Baca Juga: Unggah Foto Mengejutan Soal KLB Moeldoko, Netizen Kaget Temukan Sosok Anak Buah Prabowo Subainto

"Kalau Virus Corona B117, kita sudah mengantisipasi, seharusnya akhir tahun lalu sudah masuk ke Indonesia, tapi kan pengurutan genome sequencing-nya baru dilakukan sejak Januari 2021," tuturnya.

Jadi, ucapnya, ketika diusulkan supaya ada surveillance genomic pada Virus Corona baru ini, karena kita harus mempelajari dinamika virus yang mudah bermutasi.

Pandu Riono menjelaskan hal tersebut sangat penting dilakukan guna mempersiapkan langkah apa yang harus diambil ke depannya.

"Sudah terbukti beberapa varian baru Virus Corona sudah beredar ke seluruh dunia dan sudah mendominasi dari macam-macam Virus Corona, yang paling banyak ternyata B117, jadi kalau tidak ditemukan di Indonesia mustahil," ungkapnya.

Baca Juga: Razman Arief Ancam Laporkan Dirinya ke Polisi, Andi Mallarangeng: Inilah Orang Kalah Debat, Ngeles Gak Bisa

Sekarang, menurutnya sudah terbukti dan sudah ditemukan tersebar di beberapa lokasi di Indonesia.

Maka dari itu, Pandu Riono menegaskan bahwa penyebaran Virus Corona B117 akan sangat berdampak pada peningkatan penularan di Indonesia.

"Nah ini yang menurut saya kita prihatin, ternyata lebih mudah menular karena bermutasi, varian ini mudah menular dan tadinya disangkanya tidak meningkatkan resiko kematian," tuturnya.

"Ternyata dari hasil studi terbaru yang baru resmi dipublikasi di British Medical Journal, varian baru ini meningkatkan kematian juga, jadi kita harus lebih waspada," sambungnya.

Baca Juga: Singgung Reputasi Moeldoko, Yan Harahap: Andai Dirikan Parpol Sendiri, Moeldoko Jauh Lebih Terhormat

Kemudian, Pandu Riono juga mengingatkan kepada para lansia agar selalu berhati-hati terhadap Virus Corona B117 karena resiko kematiannya akan lebih tinggi jika terinfeksi varian baru ini.

"Terutama pada lansia, jadi kan pada lansia itu problemnya baik ada komorbid maupun tidak ada komorbid lebih tinggi resiko kematiannya dibandingkan yang bukan lansia," ucapnya.

"Dan kalau di antara lansia, yang ada komorbid itu jauh lebih tinggi lagi, jadi resiko kematiannya memang sangat tinggi, karena itulah kita harus lebih waspada," sambugnnya.

Pandu Riono pun mengungkapkan kekhawatirannya terhadap banyaknya varian baru dari Virus Corona yang dapat berdampak pada keberhasilan diagnostik di Indonesia.

Baca Juga: Anggap Narasi Rumah DP 0 Rupiah Hasilnya Nol Konyol, Musni Umar: Tujuannya demi Jelekkan Anies Baswedan

"Jadi PCR kita tidak mampu mengenal dia atau yang paling ditakutkan itu adalah vaksin yang kita sudah berikan kepada semua penduduk Indonesia, ternyata imunitas yang dihasilkan itu tidak mampu mengenali virus baru," tuturnya.

Namun, kabar baiknya Virus Corona B117 sejauh ini tidak seperti itu, walaupun memang terdapat penurunan akurasi saat mendeteksinya tetapi masih bisa dikenali dengan baik.

"Jadi kita harus bersyukur bahwa ternyata walaupun ada varian baru yang meningkatkan resiko penularan dan kematian, tapi tidak berdampak pada diagnostik kita dan juga pada vaksin yang sedang diberikan kepada penduduk Indonesia," sambungnya.

Perlu diketahui, transmisi lokal dapat diartikan sebagai kasus infeksi yang terjadi antar masyarakat, hanya melibatkan masyarakat.

Baca Juga: Amien Rais Bicara Soal Neraka Jahanam di Depan Jokowi, Teddy Gusnaidi: Merasa Hebat, Padahal Masuk Perangkap

Keberadaan virus sudah tersebar di tengah masyarakat lokal itu sendiri, sehingga seseorang bisa terinfeksi tanpa harus bepergian ke luar wilayah atau bertemu dengan orang asing dari luar wilayahnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: TV One News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah