PR BEKASI - Sebuah video yang merekan aksi saat mantan Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto saat ditanya seorang siswa Sekolah Dasar (SD) menjadi viral.
Video viral tersebut menuai perhatian setelah diunggah oleh salah seorang warganet yang memang kerap membagikan foto, video, dan sejarah dari peristiwa yang terjadi di Indonesia.
Kali ini akun dengan nama Mazzini tersebut mengunggah video Soeharto yang mendapat pertanyaan dari seorang anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD).
Saat itu, anak yang diketahui bernama Hamlil dari Sulawesi Tengah, bertanya kepada Soeharto mengapa Presiden di Indonesia hanya satu dan itu-itu saja.
Baca Juga: Pengaduan Konsumen Terkait e-commerce Tempati Urutan Pertama di Tahun 2021
Baca Juga: Maria Vania Terpikat Pesona Kiwil, Rohimah: Seksi Ya, Saya Dulu Waktu Gadisnya Juga Begitu
"Hamlil anak SD dari Sulteng: "Pak mau tanya, kenapa presiden di Indonesia cuma satu dan itu-itu saja orangnya," cuit Mazzini, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @mazzini_gsp pada Kamis, 11 Maret 2021.
*gak boleh nanya umur*
*gak boleh nanya agama*
*gak boleh nanya gaji*
*gak boleh nanya kapan nikah*
*gak boleh nanya jenis kelamin anak*
Hamlil anak SD dari Sulteng: "Pak mau tanya, kenapa presiden di Indonesia cuma satu dan itu-itu aja orangnya”
Pak Harto: pic.twitter.com/Hd4kcI6WZd— Mazzini (@mazzini_gsp) March 11, 2021
Mendapat pertanyaan seperti itu, terlihat Soeharto dengan senyumnya yang khas menjawab pertanyaan Hamlil dengan pertanyaan juga.
Soeharto bertanya kenapa dia menanyakan hal itu.
"Kenapa kamu tanya begitu? Kenapa? Siapa yang suruh siapa?" kata Soeharto ketika itu.
Mazzini pun mengunggah kembali jawaban lengkap yang diberikan oleh Soeharto ketika ditanya kenapa presiden hanya satu.
Baca Juga: Cek Fakta: Panglima TNI Dikabarkan Amankan Senjata dari SBY saat Hendak Serang Jokowi, Ini Faktanya
Soeharto menjawab bahwa kalau sampai ada dua presiden yang memimpin negara, nanti pemerintahan tersebut tidak akan berjalan dengan baik karena banyaknya pemimpin.
Walaupun presiden hanya ada satu, tetapi presiden tersebut hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh rakyat.
"Presiden hanya satu untuk memimpin negara dan bangsa itu, kalau sampai dua tiga nanti lantas tidak bisa berjalan dengan baik. Banyak pemimpin, banyak kapten, kemudian lantas negara menjadi rusak, tapi terang bahwasanya presiden hanya melaksanaken apa yang diputuskan oleh rakyat, melewati MPR," ujar Soeharto.
Dia melanjutkan kalau presiden itu hanya satu tetapi terikat, terikat kepada Pancasila, terikat kepada Undang-Undang Dasar 1945.
Baca Juga: Kecelakaan Maut Bus Pariwisata Masuk Jurang di Sumedang, 27 Orang Dinyatakan Meninggal Dunia
Sebab itu, memang tidak boleh, menurut Undang-undang presiden hanya ada satu dan satu pun hanya untuk jangka waktu lima tahun.
"Satu saja hanya untuk lima tahun, setelah lima tahun dipilih lagi untuk lima tahun, setelah lima tahun ada pertanggung jawaban bisa juga dipilih lagi untuk lima tahun, kenapa kamu tanya begitu? Siapa yang suruh siapa? Karena hanya ingin tahu saja? Kalau di rumah kan tidak ada papah satu dua tiga, ya kan? Bapakmu hanya satu toh? Yang mimpin rumah tangga ya bapakmu, hanya satu," ujar Soeharto.
Mazzini menjelaskan pertanyaan itu diberikan kepada Soeharto saat acara di Istana Negara pada 13 Juli 1994 dalam rangka Hari Anak Nasional.
Banyak warganet yang menanyakan bagaimana keadaan dari anak yang bertanya itu saat ini, apakah sang anak masih hidup atau tidak.
"Masih sih kayanya, karena kalau lihat ini acara kan tahun 1994, di tahun ini Pak Harto udah nggak terlalu galak lah. Tapi kalau itu anak nanya di tahun 1970-an atau 1980-an pas Pak Harto masih galak banget, ya wassalam kayanya dia," cuitnya.***