"Setiap hari, tiga atau empat SKPD masing-masing mengerahkan anggota sekira 20-an orang untuk ke lapangan membantu penyemprotan cairan pestisida," kata Paulus SK Limu.
Diungkapkan Paulus SK Limu, bahwa pihaknya akan terus melakukan pembasmian, meski hari Minggu. Ini dilakukan untuk mempercepat penanganan serta mengejar efektifnya pembasmian ketika belalang masih kecil.
Dikhawatirkan jika semakin lama dibiarkan, akan membuat belalang semakin banyak menetas dan dapat bergerak menyebar secara cepat, lantaran kemampuannya untuk terbang.
"Pembasmian lebih aktif dilakukan saat belalang masih kecil yang baru menetas karena jika sudah besar dan bisa terbang maka butuh kerja ekstra lagi," kata Paulus SK Limu.
Agar lebih cepat menghadapi hama belalang yang terjadi di berbagai wilayah di Sumba ini, Paulus mengatakan bahwa ia akan memeranginya secara bersama dengan kabupaten lainnya, serta dibantu baik oleh aparat desa, tokoh masyarakat, warga hingga petani.
Terlebih belalang ini dapat bermigrasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Seperti yang terjadi saat ini di Sumba Tengah, pertama kali berawal dari Kabupaten Sumba Timur dan menyerang Sumba Tengah.
"Empat kabupaten ini perlu sama-sama bergerak melibatkan semua komponen masyarakat sehingga menjadi gerakan bersama karena serangan hama belalang ini sudah menjadi bencana," kata Paulus SK Limu.***