"Saya bicara dengan ibu dan ibu ya jawabnya begitu, 'kalau Anies diminta bismillah tapi kalau itu keinginan Anies nggak usah saja'. Jadi sederhana gitu, jadi ya udah saya jalani, ketika diundang untuk itu bismillah saya jalani," ujar Anies Baswedan.
Diakuinya kalau jalan ini dilihatnya sebagai suatu ikhtiar, dan berharap pada akhirnya dapat membangun suasana Jakarta menjadi lebih teduh, menciptakan suasana Jakarta yang mempersatukan, dan saling menghargai.
Selain itu juga mengubah paradigma kota agar tidak diasosiasikan dengan apa yang sering disebut orang-orang yaitu, 'ibu kota itu kejam'.
"Kita ingin ibu kota yang ramah, teduh, dan itu artinya harus diikhtiarkan," ucap Anies Baswedan.
Hingga akhirnya muncul slogan untuk Jakarta, 'Maju Kotanya, Bahagia Warganya'.
Diungkapkan olehnya bahwa tagline tersebut muncul saat dia tengah berdiskusi bersama dengan rekan-rekannya.
Bahkan, walau Anies yang menyebut kata-kata itu tapi dia tak terpikir untuk menjadikannya sebagai tagline, rekannya lah yang menyatakan kata-kata itu bagus dipakai sebagai tagline.
Sebab itu, dia mengatakan bahwa apapun yang kita hasilkan tidak bisa dikatakan hanya monopoli satu atau dua orang, itu adalah hasil kolaborasi.
"Karenanya saya sangat percaya bahwa yang namanya inspirasi itu tidak datang lewat meditasi, inspirasi itu datang lewat interaksi." kata Anies Baswedan.***