Gatot Nurmantyo Singgung Moeldoko soal Kehormatan Seorang Prajurit TNI

- 16 Maret 2021, 12:18 WIB
Gatot Nurmantyo menyebut tindakan Moeldoko bukan representasi moral prajurit TNI.
Gatot Nurmantyo menyebut tindakan Moeldoko bukan representasi moral prajurit TNI. /Tangkapan layar Youtube/Bang Arief

PR BEKASI - Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, ingin mengajak masyarakat, para prajurit TNI, dan para purnawirawan TNI serta keluarganya untuk menilai dengan jernih polemik yang menimpa Partai Demokrat saat ini.

Dijelaskan Gatot Nurmantyo, bahwa bagi prajurit masalah moral bukan sekadar ajaran soal baik dan buruk, tetapi lebih dari itu.

Kondisi moral prajurit sangat terkait erat dengan kondisi mental mereka, yang mana membuat prajurit tetap berani, bersemangat, termotivasi, bersungguh-sungguh, pantang menyerah, tabah, dan sabar dalam melaksanakan tugas mereka apapun yang dihadapi.

"Untuk menjaga dan memelihara moral maka ada upaya-upaya yaitu tentang masalah kepemimpinan, yel-yel, bahkan jadiah hukuman juga sama, doa, kemudian lagu-lagu," kata Gatot Nurmantyo, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Bang Arief pada Selasa, 16 Maret 2021.

Baca Juga: Jokowi Tak Minat Jabat Presiden 3 Periode, Christ Wamea: Faktanya yang Diucap dengan Tindakan Acap Berbeda

Baca Juga: Kisah Mama di Papua Barat jadi Petani Tradisional untuk Hidupi Lima Anak Berharap Ada Pasar di Daerahnya

Baca Juga: Jokowi Tak Niat Jabat Presiden 3 Periode, Benny Harman: Ingat Soekarno jadi Presiden Seumur Hidup

Dia mengatakan, yang ingin disampaikannya adalah sangat penting untuk menjaga moral prajurit, baik itu dalam situasi perang ataupun damai.

Sementara itu, hubungannya dengan situasi saat ini adalah ada seorang mantan prajurit mantan Panglima TNI tengah mendapat sorotan publik, baik di dalam maupun luar negeri, karena tindakan yang dianggap sudah melanggar moral dan etika.

Ditegaskan Gatot, dengan niat demi tetap menjaga moral dan kehormatan dari prajurit TNI, dia ingin membuat garis batas yang tegas dalam kasus tersebut.

"Sebenarnya hampir saya tidak percaya akan kejadian dan beliau mau, mengapa? karena beliau adalah senior saya di akademi militer. Berarti beliau juga ikut membentuk saya, karena senior punya andil dalam juniornya. Kemudian beliau juga peraih adhi makayasa yang terbaik, dan saya pernah menjadi anak buahnya," ujarnya.

Baca Juga: Ajak Kaum Laki-laki, Nadiem Makarim: Harus Bisa Menentang dan Mencegah Budaya Buruk Meremehkan Kaum Perempuan

Dengan seluruh atribut yang melekat pada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dilanjutkan Gatot, sangat susah baginya untuk menduga kalau yang bersangkutan akan melakukan tindakan itu.

Ditegaskannya, dalam kesempatan ini, dia hendak menggaris bawahi apa yang dilakukan Moeldoko sama sekali tidak mencerminkan kualitas etika, moral, dan kehormatan yang dimiliki oleh seorang prajurit.

"Apa yang dilakukan bukan representasi dari kualitas etika, moral, dan kehormatan prajurit TNI, ingat ini," ucap Gatot.

Disebutnya Moeldoko adalah kekhususan, menurutnya hal ini penting dia sampaikan karena jika tidak bagaimana nasib etika, moral, dan kehormatan prajurit TNI selama ini.

Dia tak ingin karena tindakan satu orang akan menjadi sebagaimana peribahasa, karena nila setitik rusak susu sebelanga.

"Karena adanya perilaku vulgar dan terbuka yang melewati batas moral dan etika, kehormatan yang dilakukan mantan Prajurit TNI. Semua prajurit atau purnawirawan TNI dianggap memiliki karakter dan perilaku yang melewati batas. Itu jangan sampai kondisi moral TNI menjadi terdegradasi karena tindakan seorang mantan Panglima TNI." kata Gatot Nurmantyo.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Bang Arief


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah