Akhirnya, ketika menginjak usia dewasa, Aprilio Perkasa Manganang mulai menarik diri pelan-pelan dari pergaulannya, dan lebih suka menyendiri, karena dia ingin mencari jati dirinya.
"Pada waktu saya mulai dewasa, saya pengin sembuh, saya harus mencari jati diri saya, karena saya tidak nyaman dengan kondisi saya waktu itu. Jadi saya mulai menarik diri pelan-pelan. Sampai kemarin saya mulai berani menceritakan kondisi saya," kata Aprilio Perkasa Manganang.
Terkait perubahan statusnya yang kini sudah resmi menjadi laki-laki setelah 28 tahun hidup sebagai perempuan, Aprilio Perkasa Manganang optimis dirinya tidak akan mengalami kesulitan dalam menjalani masa transisi, karena kini dia sudah mendapat kenyamanan dan statusnya pun sudah jelas.
Namun, dirinya mengakui masih harus belajar menjadi seorang laki-laki dan memahami lingkungan laki-laki.
"Kalau perubahan saya belum tahu, karena masih transisi, terus masih ada operasi tahap kedua, jadi belum kepikiran. Mungkin lebih banyak belajar jadi seorang laki-laki itu kayak apa sih, lingkungan laki-laki itu seperti apa," kata Aprilio Perkasa Manganang.
"Karena di tahun-tahun sebelumnya saya berada di lingkungan wanita, jadi pasti beda. Jadi oke saya mau belajar (jadi laki-laki)," sambungnya.
Apalagi menurutnya, selama menjadi atlet voli wanita yang berprestasi, dirinya kerap dimanja dan apa pun kebutuhannya selalu disediakan. Tentu hal itu akan berubah ketika kini dia sudah menjadi seorang laki-laki.