PR BEKASI - Viral sebuah video yang menampilkan pernyataan tantangan perang terhadap TNI dan Polri oleh salah seorang anggota KKB di Intan Jaya Papua.
Video tersebut berdurasi 15 menit 29 detik hingga ramai ditonton netizen.
Dalam video itu, 3 orang KKB sedang berkomunikasi melalui HT menantang perang aparat keamanan TNI-Polri, pesawat sipil, dan pesawat militer yang lewat termasuk mengancam Bupati Paniai.
Diperkirakan pria dalam video tersebut merupakan pimpinan KKB Intan Jaya di Distrik Kebo, Kabupaten Paniai yang tengah berkomunikasi.
Baca Juga: Shin Tae-yong Positif Covid-19, Sempat 'Kontak' dengan Indra Sjafri
Sementara itu, seorang lagi membawa senjata api laras pendek jenis revolver dan satu lainnya merekam.
Dalam video tersebut, terungkap beberapa hal terkait rencana KKB, antara lain permintaan semua senjata di Kampung Magataga untuk dibawa ke Kabupaten Paniai terkait rencana aksi mereka di Distrik Kebo, Kabupaten Paniai.
Anggota KKB juga berencana melakukan gangguan terhadap kampung halaman Bupati Paniai, Meki Fritz dan Frans Nawipa serta akan membunuh seseorang di Enarotali.
Hal ini dipicu oleh Bupati Paniai dan keluarganya yang dianggap tidak bertanggung jawab atas uang mereka sebesar Rp 2,35 miliar.
Kelompok separatis KKB ini juga mengancam akan membuat perang di Enarotali dengan menembak pesawat, baik pesawat sipil maupun helikopter TNI-Polri.
Bahkan mereka juga memerintahkan untuk menculik seorang gadis dan membunuh anak-anak.
Sampai dengan berita ini diturunkan, pihak Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua masih terus melakukan pendalaman dan identifikasi terhadap 3 KSB di dalam video tersebut yang diperkirakan anggota KKB Intan Jaya.
Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa saat dihubungi lewat sambungan telepon pada Kamis, 18 Maret 2021.
Ia mengatakan video ini menjadi bukti dan fakta bahwa KSB sebagai Front Bersenjata.
OPM selama ini sering melakukan perbuatan intimidasi dan teror mulai pembakaran pesawat Mission Aviation Fellowship (MAF) di Kampung Pagamba.
Selain itu ada juga pembakaran tower BTS milik PT Telkom di Puncak, pembakaran 1 unit rumah masyarakat, penembakan terhadap masyarakat sipil khususnya pendatang, pembacokan terhadap tukang ojek, dan penyerangan terhadap aparat keamanan di wilayah Sugapa.
Selain itu, front politik dan front klandestinnya juga aktif beraksi khususnya di dunia maya.
"Untuk itu, TNI-Polri akan melakukan tindakan tegas kepada KKB sebagai upaya penegakan hukum dan aturan serta menjaga kedaulatan negara," ucap Kolonel Suriastawa.
"Sehingga terwujud Papua yang damai dan sejahtera," tuturnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari PMJ News pada Sabtu, 20 Maret 2021.
Kolonel Sutriastawa menambahkan, terdapat 2 pilihan bagi KKB.
Pertama, kembali kepangkuan ibu pertiwi dan bersama-sama komponen bangsa lainnya ikut membangun serta mensejahterakan Papua.
"Kedua, apabila tetap melakukan aksi terornya maka kami pastikan TNI-Polri akan memburu dan melakukan tindakan tegas kepada mereka," tutur Kolonel Suriastawa.***