Peringatkan Arief Poyuono yang Ingin 'Tampar-Jerumuskan' Jokowi, Refly Harun: Kekuasaan Itu Nikmat

- 23 Maret 2021, 07:30 WIB
Pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun mengingatkan Arief Poyuono agar jangan coba-coba menggoda orang-orang dekat Jokowi untuk mengubah konstitusi Indonesia.
Pengamat Hukum Tata Negara, Refly Harun mengingatkan Arief Poyuono agar jangan coba-coba menggoda orang-orang dekat Jokowi untuk mengubah konstitusi Indonesia. /YouTube Refly Harun

PR BEKASI - Politikus Partai Gerindra, Arief Poyuono mengaku secara gamblang dirinya ingin menampar dan menjerumuskan Presiden Joko Widodo alias Jokowi sekaligus mencari muka soal wacana masa jabatan presiden tiga periode.

Arief Poyuono menjelaskan ia ingin menampak Jokowi agar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sadar bahwa dialah sosok pemimpin yang sangat diinginkan masyarakat Indonesia.

"Kenapa saya mau menampar, agar dia sadar bahwa dia adalah seorang pemimpin yang sangat diinginkan oleh masyarakat Indonesia untuk menyelamatkan Indonesia saat Covid-19," kata Poyuono dalam diskusi Polemik yang digelar secara daring, Sabtu, 20 Maret 2021.

Menanggapi hal tersebut, pakar hukum tata negara Refly Harun memberikan peringatan tegas kepada Arief Poyuono agar tidak menggoda orang-orang di sekitar kekuasaan untuk mengubah konstitusi negara, UUD 1945.

Baca Juga: Hanya Iseng dan Pakai Trik Sulap, Polisi Ungkap Tersangka Penggandaan Uang di Bekasi Gunakan Uang Palsu

Baca Juga: Indikasi Penipuan 'Ustaz Gondrong' Pengganda Uang di Babelan, Polres Bekasi: Ditanya Surat Pendek Gak Ngerti

Baca Juga: Prokes Piala Menpora Akan Dievaluasi Lagi, Ketua Panitia Pelaksana: Terutama soal SDM dan Logistik 

"Arief Poyuono jangan coba-coba menggoda inner circle kekuasaan Presiden Jokowi untuk menggoyang pasal tentang pembatasan masa jabatan tersebut," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Selasa, 23 Maret 2021.

Walaupun Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman telah menegaskan Jokowi akan mengikuti konstitusi yang berlaku, Refly Harun menilai pernyataan orang dekat Jokowi tersebut justru bisa dianggap sebaliknya.

"Memang juru bicara Presiden Jokowi mengatakan Jokowi tegak lurus dengan konstitusi, tapi jangan lupa, konstitusi yang harus ditegak luruskan itu adalah konstitusi yang berlaku hari ini," tuturnya.

"Kalau pasal 7 mengenai masa jabatan presiden dua kali tersebut diubah, ya dia akan bicara tegak lurus juga, yaitu dia juga patuh, kan gak mungkin dia menolak," tambahnya.

Oleh karena itu, Refly Harun menegaskan wacana masa jabatan presiden tiga periode ini adalah soal pandangan subjektif dan objektif.

Baca Juga: Rombak Sejumlah 'Part' Vespa Sean Wotherspoon Miliknya, Intip Modifikasi Ciamik ala Selebgram Awkarin 

"Hal objektif adalah, apakah UUD dasarnya akan berubah atau tidak, tapi kalaupun UUD dasarnya berubah, subjektifitas Jokowi bisa mengatakan, 'saya tidak akan mau dicalonkan untuk periode ketiga kendati konstitusi berubah, tapi dia tidak mungkin mengeluarkan statement seperti itu, iya kan?'," ujarnya.

"Karena sekali lagi kekuasaan itu nikmat," sambungnya.

Saya contohkan misalnya, kata Refly Harun, bagaimana kekuasaan yang berputar di orang nomor satu akan tetap menginginkan jabatan tersebut secara terus-menerus, seperti di zaman orde lama.

"Termasuk di zaman orde lama di mana bung karno ditetapkan sebagai presiden seumur hidup," tuturnya.

Oleh karena itu, Refly Harun berharap jangan sampai godaan-godaan Arief Poyuono tersebut tiba-tiba mengilhami orang-orang dekat Jokowi untuk mengubah konstitusi dan membiarkan mantan Wali Kota Solo tersebut menjabat untuk ketiga kalinya.

Baca Juga: Jasa Marga Uji Coba Transaksi Nirsentuh RFID, Pengendara Bisa Bayar Tol Tanpa Perlu Pakai e-Toll 

Sebelumnya, Arief Poyuono terus memuji kepiawaian Jokowi sebagai pemimpin yang belum bisa dibandingkan dengan orang lain di Indonesia dalam hal pengelolaan pemerintahan saat ini.

Ia juga mengaku ingin menjerumuskan Jokowi terkait wacana tiga periode masa jabatan presiden. Namun menjerumuskan di sini dalam upaya menyelamatkan Indonesia.

"Kemudian kenapa saya ingin menjerumuskan seorang Jokowi, karena untuk menyelamatkan Indonesia," tuturnya.

Jokowi pun pada Desember 2019 lalu memang menyatakan bahwa jika ada yang mengusulkan masa jabatan presiden diperpanjang saat ini, maka ada tiga motif.

Motif tersebut yakni ingin menampar mukanya, ingin mencari muka atau ingin menjerumuskannya.***

 

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah