"Akan terus kami gali biar nampak bagian-bagian pintu air yang ada," kata Anang Pratistianto.
Diketahui melalui bagian dam yang telah di gali, dam Cluwok ini memiliki bentuk yang kokoh. Bangunan buatan masa Belanda ini dibuat dengan cor beton setebal 40 sentimeter.
Baca Juga: Kantongi Hadiah Rp200 Juta Usai Kalahkan Dewa Kipas, Irene: Ini Setara Satu Medali Emas Sea Games
Merujuk sejarah ketika dam ini dibuat pada tahun 1931, tujuan dam ini difungsikan untuk mengatasi banjir di Tulungagung di wilayah kecamatan Boyolangu, Pakel, dan Campurdarat.
Ketika itu Tulungagung yang dilanda banjir, lokasi Dam Cluwok ini merupakan titik pertemuan dari lereng Wilis dan wilayah timur. Sebab itu Dam Cluwok menjadi cara dalam pengendalian banjir serta keirigasian.
Kala itu, pengoperasian dilakukan ketika air tinggi masuk ke Tulungagung, membuat dam ini segera melakukan penutupan.
Baca Juga: Masuk Tiga Besar Survei Presiden Pilihan Anak Muda, Ridwan Kamil: Tak akan Mengubah Etos Kerja Saya
Dengan cara itu maka air diupayakan tidak sampai menggenangi wilayah Boyolangu, Pakel, hingga Campurdarat.
Efektivitas Dam Cluwok ini bertahan hingga tahun 1980-an hingga akhirnya seperti dikatakan oleh Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, dinonaktifkan pada tahun 1986.
"Dam ini tercatat mulai dinonaktifkan sejak 26 Juni 1986," kata Maryoto Birowo.
Editor: Puji Fauziah
Sumber: ANTARA