Sempat Dilupakan dan Terbenam 7 Meter, Dam Cluwok Peninggalan Belanda Kini Jadi Monumen Pengairan

- 23 Maret 2021, 18:53 WIB
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo didampingi staf melihat dari dekat kondisi bangunan dam Cluwok yang sebelumnya sempat terpendam dalam tanah, di Desa Bono, Tulungagung.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo didampingi staf melihat dari dekat kondisi bangunan dam Cluwok yang sebelumnya sempat terpendam dalam tanah, di Desa Bono, Tulungagung. /ANTARA/HO-Humas Pemkab Tulungagung

"Akan terus kami gali biar nampak bagian-bagian pintu air yang ada," kata Anang Pratistianto.

Diketahui melalui bagian dam yang telah di gali, dam Cluwok ini memiliki bentuk yang kokoh. Bangunan buatan masa Belanda ini dibuat dengan cor beton setebal 40 sentimeter.

Baca Juga: Kantongi Hadiah Rp200 Juta Usai Kalahkan Dewa Kipas, Irene: Ini Setara Satu Medali Emas Sea Games

Merujuk sejarah ketika dam ini dibuat pada tahun 1931, tujuan dam ini difungsikan untuk mengatasi banjir di Tulungagung di wilayah kecamatan Boyolangu, Pakel, dan Campurdarat.

Ketika itu Tulungagung yang dilanda banjir, lokasi Dam Cluwok ini merupakan titik pertemuan dari lereng Wilis dan wilayah timur. Sebab itu Dam Cluwok menjadi cara dalam pengendalian banjir serta keirigasian.

Kala itu, pengoperasian dilakukan ketika air tinggi masuk ke Tulungagung, membuat dam ini segera melakukan penutupan.

Baca Juga: Masuk Tiga Besar Survei Presiden Pilihan Anak Muda, Ridwan Kamil: Tak akan Mengubah Etos Kerja Saya

Dengan cara itu maka air diupayakan tidak sampai menggenangi wilayah Boyolangu, Pakel, hingga Campurdarat.

Efektivitas Dam Cluwok ini bertahan hingga tahun 1980-an hingga akhirnya seperti dikatakan oleh Bupati Tulungagung Maryoto Birowo, dinonaktifkan pada tahun 1986.

"Dam ini tercatat mulai dinonaktifkan sejak 26 Juni 1986," kata Maryoto Birowo.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah