PR BEKASI - Penyanyi tempo dulu, Neno Warisman, mengatakan kalau dia sebelumnya telah berbincang sedikit bersama dengan pengamat politik Rocky Gerung mengenai sidang dari mantan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang tertutup dan tidak ditayangkan secara online.
"Jadi saya tanya sama Bang Rocky, menurut Bang Rocky gimana kan kemarin gitu. Soalnya menurut hemat saya, mestinya supaya nggak penasaran," kata Neno Warisman, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Neno Warisman Channel pada Minggu, 28 Maret 2021.
Neno Warisman menuturkan bahwa logika ialah untuk membiarkan saja sidang tetap berjalan offline tetapi tetap disiarkan secara online.
Sehingga lanjut dia, masyarakat tidak dibuat penasaran akan bagaimana jalannya sidang berlangsung dan tidak membuat kerumunan yang baru.
Baca Juga: Keutamaan Hadist Mengenai Malam Nisfu Sya'ban, Beberapa Amalan yang Dapat Dilakukan
Baca Juga: Video Detik-detik Ledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar
Dia menuturkan, kalau ada psikologi yang sederhana, jika seseorang mencintai dan menyukai itu biasanya ingin bertemu dengan yang membuat rindu.
"Tapi kaya saya nih, jauh sama anak saya, dia baru pergi sebentar saya jam sepuluh tadi udah video call dan terobati. Jadi kan kita seharusnya menggunakan juga psikologi massa," ujar Neno Warisman.
Dia memberikan contoh seperti seseorang yang menjalani hubungan secara sembunyi, yang walaupun telah dilarang tetapi tetap terus dijalani.
Hal itu dia istilahkan dengan cinta yang jika dibendung maka akan semakin kuat. Menurutnya, cinta yang tak terbendung itu seharusnya disalurkan.
"Harusnya disalurkan, dengan cara sebenarnya online itu, ya ini pendapat beberapa kalangan yang menyimak dan saya ikut dengar saja, dibuka saja onlinenya jadi orang bisa melihat apa yang terjadi apa adanya," ucapnya.
Definisi demikian yang disebut dengan transparan, dia menilai itu sesuatu yang bagus dan sangat adil. Menurutnya juga, beberapa kalangan pada akhirnya itu tidak akan menjadi sebuah pertanyaan di masyarakat.
Hingga akhirnya, dia membuat perumpamaan seperti lubang yang mampet dan menunggu waktu untuk jebol.
"Persoalannya adalah apakah itu memang sebuah kesengajaan atau suatu keabaian, karena secara psikologis nggak biasa untuk melihat sesuatu dari psikologinya. Apakah begitu atau memang sengaja," kata Neno Warisman.***