Sebut Moeldoko jadi 'Pion' Megawati untuk Akhiri Trah Cikeas, Arief Munandar: Kayaknya Konsolidasi

- 31 Maret 2021, 08:34 WIB
Sosiolog Arief Munandar mendapatkan sinyal bahwa Moeldoko dan Megawati kerjasama untuk mengakhiri trah cikeas di tubuh Demokrat. /Instagram.com/bangariefm/
Sosiolog Arief Munandar mendapatkan sinyal bahwa Moeldoko dan Megawati kerjasama untuk mengakhiri trah cikeas di tubuh Demokrat. /Instagram.com/bangariefm/ /

PR BEKASI - Sosiolog Arief Munandar menilai Kepala Staff Kepresidenan (KSP) Moeldoko saat ini sedang dikendalikan oleh Megawati Soekarnoputri untuk mengakhiri trah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atau keluarga Cikeas di tubuh Demokrat.

Dirinya bahkan menduga adanya konsolidasi antara Moeldoko dan Megawati untuk mengeksekusi rencana tersebut.

Doktor sosiolog tersebut pun menjelaskan kronologinya yang bermula dari Moeldoko yang menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati di Jl. Teuku Umar, Jakarta Pusat.

"Sebelumnya kan orang bertanya-tanya begini, Moeldoko itu datang ke Megawati tanggal 10 Maret 2021," ucapnya.

Baca Juga: Zaskia Sungkar Melahirkan Anak Pertama Laki-laki, Irwansyah Gerak Cepat Lantunkan Azan

Baca Juga: 94 Teroris Ditangkap Densus 88 Januari-Maret, Polisi: Bukti Keseriusan Kami Tumpas Teorisme

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1442 Hijriyah Seluruh Indonesia Sudah Dapat Diakses

Jadi, sambung Arief Munandar, ketika Moeldoko sempat menghilang dari sorotan publik usai pengesahan KLB Sibolangit, mantan Panglima TNI tersebut tidak hanya diam.

"Ketika beliau menghilang itu gak sepenuhnya diam nih, kayaknya konsolidasi, dugaan kita begitu, datang ke Megawati walaupun kunjungan itu dibantah oleh banyak pihak, termasuk Marzuki Alie yang pernah gw sindir kenapa jadi jubirnya Moeldoko gitu kan," tuturnya.

"Datang ke Megawati di Teuku Umar dan diberitakan di pertemuan itu Megawati gak banyak bicara, yang banyak bicara adalah Moeldoko yang menjelaskan alasan dia mengambil Partai Demokrat itu apa," sambungnya.

Arief Munandar mengungkapkan bahwa salah satu alasan yang diungkapkan Moeldoko ke Megawati adalah untuk mengakhiri genggaman keluarga Cikeas di tubuh Demokrat.

"Salah satunya adalah ingin mengakhiri trah cikeas yang dianggap membuat Demokrat menjadi tidak demokratis," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Bang Arief, Rabu, 31 Maret 2021.

Baca Juga: Gelar Uji Kompetensi Wartawan Perdana, CEO PRMN: Kami Targetkan Lebih dari 800 Wartawan

Walaupun dalam kunjungan Moeldoko tersebut Megawati hanya diam, menurutnya, ketika presiden kelima Indonesia tersebut menerima kehadirannya, tentu itu merupakan suatu anugerah bagi KSP tersebut.

"Itu satu blessing lah, satu restu atas langkah yang diambil oleh Moeldoko," tuturnya.

Lebih lanjut, Arief Munandar menyebut bahwa terdapat kemungkinan Menkumham Yasonna Laoly akan mengesahkan KLB Demokrat Sibolangit karena mendapatkan sinyal dari Megawati.

"Kita gak boleh lupa bahwa Menkumham kita itu adalah kader Partai Demokrat ya, kalau dalam bahasa Megawati adalah petugas partai," ucapnya.

"Nah apakah Yasonna itu sudah mendapatkan isyarat atau direct instruction dari Megawati untuk memberikan pengesahan terhadap hasil KLB Demokrat Sibolangit, we dont know," sambung Arief.

Baca Juga: Pemprov Jabar Pastikan Kebutuhan Pokok Aman dan Stabil Jelang Ramadhan

Kalau hal demikian yang akan terjadi, dirinya yakin cerita ke depannya akan semakin menarik, karena Cikeas tentu tidak akan diam.

Arief Munandar menegaskan meskipun SBY bukan pendiri Partai Demokrat di atas kertas, namun Demokrat tidak akan ada kalau bukan untuk SBY.

"Jangan lupa, walaupun SBY bukan pendiri Demokrat secara formal di awal karena waktu itu SBY masih menjadi menterinya Megawati, ya gak mungkin lah dia mendirikan partai," tuturnya.

"Tapi juga kita gak bodo-bodo amat ya, kita tahu dari awal alasan keberadaan partai ini adalah untuk mengusung SBY menjadi Presiden, artinya kalau gak ada SBY gak mungkin orang punya reason untuk bikin Demokrat," sambungnya.

Baca Juga: PDIP Sebut Gibran Politikus Instan, Arief Munandar: Terlihat Ada Gesekan antara Megawati dan Jokowi

Ia meminta masyarakat tidak lupa bahwa SBY telah mengorbankan putra sulung yang sangat dibanggakannya untuk terjun ke dunia politik.

Putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ucap Arief, diminta mengorbankan kariernya cuman sampai mayor bukan letkol untuk terjun ke dunia politik bertarung awalnya di Pilkada DKI yang kemudian dipilih memimpin Partai Demokrat.

Oleh karena itu, dirinya menegaskan bahwa SBY sudah menyiapkan Partai Demokrat sebagai legacy untuk AHY.

"Ya tentulah SBY tidak akan diam aja kalau betul besok ya atau beberapa hari ke depan akan keluar pengesahan," ucapnya.

"Kita belum bisa ungkapin sekarang, tapi info-infonya ini bakal disahkan hasil KLB Sibolangit." tutup Arief Munandar.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Bang Arief


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x