Pasti orang tua teroris itu sangat sedih. Anak yg diharap jd orang berguna, malah kehilangan nyawa sia2. Ini peringatan bagi ortu & kita semua agar sll beri bimbingan & pemahaman agama yg benar pd anak2. Jangan sampai mrk tersesat & disesatkan oleh orang2 jahat berkedok agama.— Henry Subiakto (@henrysubiakto) March 31, 2021
"Ini peringatan bagi orang tua dan kita semua agar selalu beri bimbingan dan pemahaman agama yang benar pada anak-anak. Jangan sampai mereka tersesat dan disesatkan orang-orang jahat berkedok agama," katanya.
Henry Subiakto memaparkan, bahwa para teroris percaya jika mereka mati saat melakukan perbuatannya maka akan masuk surga.
Bahkan, dikatakannya dengan perbuatan itu mereka dapat memberi syafaat kepada orang tua sehingga memilih untuk 'bunuh diri'.
"Karena teroris percaya jika mati saat 'amaliah' akan masuk surga, bahkan bisa beri syafaat pada keluarga, lalu sengaja 'bunuh diri'," katanya.
Hal ini yang, dinilainya, terjadi jika agama dipahami hanya untuk urusan akhirat tetapi mengabaikan kebaikan di dunia.
"Orang-orang yang ajarkan kesesatan seperti ini harus dimintai tanggung jawab," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit menyampaikan terduga teroris berinisial ZA memiliki ideologi radikal ISIS.
Hal itu, dikatakan Listyo Sigit, terlihat dari unggahan di akun media sosial tersangka.
Yang bersangkutan juga tampak memiliki akun media sosial Instagram yang baru dibuat dan mengunggah gambar yang teridentifikasi ada bendera dari kelompok teroris tersebut.