Razman Arif Nasution juga mengatakan, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan pernah mengatakan bahwa pihaknya menemukan radikalisme yang semakin berkembang di kampus-kampus.
"Perlu saya tegaskan bahwa Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan, itu juga pernah ber-statement bahwa kita menemukan, mengindikasikan ada radikalisme di kampus-kampus, yang teranyar bom di Katedral Makassar," kata Razman Arif Nasution.
Razman Arif Nasution menilai, merambahnya paham radikalisme pada kaum milenial, merupakan akibat dari kepemimpinan SBY selama dua periode.
Menurutnya, hal itulah yang akhirnya membuat Moeldoko tergugah untuk ikut menyelamatkan bangsa dan negara dari tarikan-tarikan ideologi tersebut.
"Sekarang malah merambah ke kaum milenial, ini efek dari kepemimpinan SBY. Sehingga Pak Moeldoko selaku mantan Panglima TNI dalam statement-nya mengatakan bahwa beliau akan menjaga NKRI, memberikan lehernya untuk NKRI, jika ada tarikan ideologi," tutur Razman Nasution.
Terakhir, Razman Arif Nasution mengatakan bahwa kini Partai Demokrat sudah berubah dari partai inklusif menjadi partai eksklusif.
"Terkait dengan demokrasi di Partai Demokarat, demokrasi yang bergeser yang dimaksud Pak Moeldoko adalah demokrasi Partai Demokrat yang tadinya sifatnya inklusif, terbuka untuk siapa saja, nasional-religius. Tapi pada faktanya hari ini kita melihat bahwa Partai Demokrat menjadi eksklusif bahkan menjadi partai keluarga," tutur Razman Arif Nasution.***