Sudah saatnya orang2 di belakang akun2 pro teroris, yg sll menyerang dan menyalahkan aparat negara, menuduh polisi sandiwara dll, serta mrk yg terus menerus mendakwahkan kebencian mendukung teroris, saatnya dimintai pertanggung jawaban @DivHumas_Polri— Henry Subiakto (@henrysubiakto) March 31, 2021
“Serta mereka yang terus menerus mendakwahkan kebencian mendukung teroris, saatnya dimintai pertanggung jawaban,” ujarnya.
Dalam pernyataannya tersebut, ia juga menjelaskan tentang bagaimana gerakan dan pemahaman teroris dapat berkemban di suatu negara.
“Teroris dan kaum pembenci demokrasi itu ironisnya justru berkembang di negara yang bebas,” ucapnya.
Menurutnya hal itu terjadi karena sistem demokrasi dimanfaatkan oleh mereka sehingga dapat secara bebas menyebarkan ideologi para teroris itu.
Baca Juga: Jangan Biarkan Tulangmu Kekurangan Nutrisi, 5 Makanan Ini Ternyata Bagi Kesehatan Tulang
“Saat ditindak, aktivis liberal dan HAM cenderung ‘melindunginya’. Itulah problema menghadapi radikalisme,” ujarnya.
Sebelumnya, diketahui aksi terorisme kembali mencuat di Indonesia yang mana beberapa waktu lalu, aksi bom bunuh diri terjadi di Gereja Katedral Makassar, pada Minggu pagi, 28 Maret 2021, sekitar pukul 10.30 WITA.
Lalu, baru berselang beberapa hari, sebuah aksi penyerangan yang dilakukan oleh terduga teroris kembali terjadi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu, 31 Maret 2021, sekitar pukul 16.30 WIB.***