PR BEKASI - Pengacara sekaligus aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar menanggapi sejumlah aksi teror yang terjadi belakangan ini.
Sebagaimana diketahui, aksi teror terjadi di Gereja Katedral Makassar pada 28 Maret 2021 dan di Mabes Polri pada 31 Maret 2021.
Para pelaku aksi teror diketahui terlibat dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang disebut-sebut memiliki afiliasi dengan ISIS.
Terkait aksi teror tersebut, istilah Islam radikal populer kembali dibicarakan mengingat identitas pelaku aksi teror beragama Islam.
Baca Juga: Detik-detik Pria Tak Dikenal Teriakkan Slogan ISIS di Masjidil Haram, Seketika Jemaah Panik
Salah satu tokoh publik yang mempopulerkan istilah Islam radikal adalah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Indonesia Ade Armando.
"Sebuah ledakan terjadi di depan Gereja Katedral Makassar. Bom meledak sebelum pelaku masuk gereja. Masih tidak percaya ada Islam radikal?" kata Ade Armando dalam akun Twitter-nya.
Menanggapi hal tersebut, Haris Azhar menilai istilah Islam radikal yang dilekatkan dalam aksi teror sebagai permainan isu identitas.
Argumentasi tersebut disampaikan Haris Azhar dalam kanal YouTube Refly Harun yang tayang pada 1 April 2021 dengan tajuk 'Live! Periksa Sistem Kemanan di Mabes Polri'.
"Saya melihat banyak orang untuk memobilisasi ekonomi, kekuatan politik, bisnis wacana, itu main di isu identitas," tutur Haris Azhar.
Baca Juga: Dukung Keputusan SP3 Kasus BLBI, Fahri Hamzah: Ada Banyak yang Mati sebagai Tersangka, Tega Sekali
Menurutnya, permainan isu identitas seringkali diperjual-belikan oleh sejumlah pihak.
"Identitas itu enak didagangin," kata Haris Azhar, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Jumat, 2 April 2021.
Adapun permainan isu identitas tersebut, ungkap Haris Azhar, didesain untuk membangun persepsi kolektif.
"Persepsi itu dibangun dengan desain. Jadi, didesain untuk membangun persepsi," ujar Haris Azhar.
Oleh karena itu, Haris Azhar menilai isu identitas tidak meletakan esensi problem pada tindak kejahatannya.
Baca Juga: BKKBN Ajak Warga Kota Bekasi Sukseskan Program Pendataan Keluarga 2021, Berakhir 31 Mei 2021
"Jadi, isu-isu seperti ini kita gak membahas secara kejahatannya, tapi ada orang-orang yang memanfaatkan untuk melekatkan arti soal identitas," ucap Haris Azhar.
Padahal, lanjut Haris Azhar, Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa aksi teror tidak berafiliasi dengan agama tertentu.
"Padahal, presiden sudah bilang ini gak ada kaitannya dengan agama. Beberapa akademisi juga bilang seperti itu," tutur Haris Azhar.
Pada penutupnya, Haris Azhar mengungkap bahwa pendekatan pola pikir berdasarkan identitas sudah tertanam dalam alam bawah sadar masyarakat.
"Di negara kita ini, kita ramah sama orang lima menit pertama. Tapi, habis lima menit berikutnya kita ini suka ngecek orang mana, caranya gimana. Identitas itu di kita ini ada di alam bawah sadar kita," kata Haris Azhar.***