"Jadi yang saya fokuskan adalah menganalisa, ada indikator grafis apa yang membentuk sebagai sebuah pola dibalik sampel tulisan tangan tersebut," sambung Debora.
Walaupun dari rumor yang beredar, kedua surat tersebut ditulis oleh orang yang sama, Deborah membantah hal tersebut karena dia menemukan adanya pola yang berbeda yang tidak mungkin ditulis oleh orang yang sama.
"Jadi dua surat itu pasti ditulis oleh dua orang yang berbeda," ujarnya.
Namun mengenai konten yang ditulisnya bisa sama ataukah didikte, Debora menegaskan bahwa itu bukan bidangnya, melainkan bidang pakar linguistik.
Tetapi berdasarkan pengetahuan Debora, dirinya berhasil melihat pola perilaku dari kedua pelaku teror tersebut.
Ternyata tidak ditemukan sama sekali motivasi agama setelah Debora membaca pola tulisan dari kedua surat wasiat tersebut.
Baca Juga: [Hoaks atau Fakta] Benarkah Denda Mudik 2021 Mencapai Rp100 Juta, Simak Faktanya
"Mereka disebut-sebut mengatasnamakan agama atau spiritual, tapi di balik analisa perilaku keduanya, menariknya dari dua pelaku eksekutor teror, dua-duanya tidak saya temukan indikator grafis dorongan agama," ucapnya.
Justru, lanjut dia, motivasi yang kuat adalah kalau di sampel tulisan tangan pelaku teror Jakarta, Zakiah Aini, motivasi untuk melakukan aksinya adalah rasa marahnya terhadap status sosial yang diterimanya.