"Lalu kenapa kita analogikan sebagai sebuah lelucon yang tidak lucu? Karena begitu banyaknya kejanggalan atau keganjilan, baik berupa pola aksi maupun bukti-bukti yang seolah selalu dengan sengaja ditinggalkannya," kata Sherly Annavita.
Sherly Annavita menjelaskan, bukti-bukti yang seolah sengaja ditinggalkan itu mulai dari KTP, plat kendaraan bermotor, tertangkap kamera pengawas dengan wajah terbuka naik motor dan tidak memakai helm.
Kemudian, meninggalkan banyak buku atau atribut ormas tertentu, meninggalkan surat wasiat yang diduga memiliki banyak kemiripan dengan surat wasiat lainnya.
"Bahkan, sampai ada pelaku perempuan yang seorang diri bisa menerobos penjagaan ketat di Mabes Polri dengan membawa senjata api dan lain-lain. Lucu, untuk sebuah tindakan teror yang berimplikasi besar dan tentu direncanakan dengan sangat matang," ujar Sherly Annavita.
Menurutnya, tindakan-tindakan super ceroboh yang dilakukan pelaku terorisme dalam meninggalkan jejak seperti itu tentu sangat tidak bisa dimengerti dan membuat publik mengernyitkan dahi sekaligus tersenyum.
"Seolah sengaja tidak menutupi siapa dirinya, seolah tidak benar-benar menutupi jejaknya. Mereka pasti tahu, tindakannya akan berakibat buruk pada keluarga dan sekitarnya," kata Sherly Annavita.
"Lalu kenapa sengaja buka identitasnya? Kecuali apabila tujuannya memang sengaja berbaik hati meninggalkan jejak agar lebih mudah melacaknya," sambungnya.
Oleh karena itu, dari berbagai keanehan dan kelucuan tadi, Sherly Annavita menyimpulkan bahwa aksi-aksi terorisme tersebut sangat simpel dan sudah klir tujuannya.