Suka internet & teknologinya sejak 1995, saya apresiasi impian digital @budimandjatmiko . Tapi, menurutku KEK "Silicon Valley" lebih menonjol bisnis properti ketimbang membangun ekosistem digital bottom-up. Juga terlalu mengawang dilihat dari desa saya di kaki Gunung Sindoro.— Farid Gaban (@faridgaban) April 12, 2021
"Tapi, menurutku KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) ‘Silicon Valley’ lebih menonjol bisnis properti ketimbang membangun ekosistem digital bottom-up. Juga terlalu mengawang dilihat dari desa saya di kaki Gunung Sindoro," ucapnya.
Baca Juga: Mengaku Fiki Naki sebagai Suaminya ke Orang Asing, Ria Ricis: Obat Batuk Kali ah, Cocok!
Farid Gaban mengungkapkan, dengan adanya proyek Bukit Algoritma tersebut.
"Tapi menyedot resources negara/publik, termasuk mengalihkan anggaran yang terbatas untuk pembangunan masyarakat desa, misalnya, yang juga menjadi kepedulian @budimandjatmiko," ujarnya.
Baginya, proyek “Silicon Valey” di Sukabumi ini akan semakin memberbesar ketimpangan ekonomi antara masyarakat kota dengan desa.
"Debat ‘Silicon Valley’ juga akan menyentuh pertanyaan dasar: apakah kita puas cuma menjadi peniru, atau membangun jati diri dan kemandirian; membangun dari apa yang kita punya," ucap Farid Gaban.
"Memanfaatkan keunggulan sebagai negeri bahari, hutan tropis dan megadiversity hayati," sambungnya.
Sebelumnya, kawasan khusus pengembangan teknologi dan Industri 4.0 bernama Bukit Algoritma dengan konsep mirip Silicon Valley Amerika Serikat akan segera dibangung di Sukabumi, Jawa Barat.
Baca Juga: Pastikan Ketersediaan Gas Aman selama Ramadhan 2021, Pertamina Pasok 116 Ribu Tabung Gas