PR BEKASI - Mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu mengaku kaget saat mengetahui PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengalami kerugian sebesar Rp3,8 triliun pada 2020 lalu.
Said Didu mengatakan, penyebab kerugian PGN terjadi karena diduga pemerintah memberikan tugas untuk menjual gas murah ke industri swasta.
"Berita kerugian Perusahaan Gas Negara (PGN) sebesar Rp3,8 trilyun tahun 2020 sangat mengagetkan, karena ditengarai penyebabnya adalah penugasan pemerintah untuk menjual gas murah ke industri swasta," kata Said Didu, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @msaid_didu, Selasa, 13 April 2021.
Oleh karena itu, Said Didu mengimbau pihak-pihak terkait, seandainya tidak bisa memperbaiki BUMN, maka minimal jangan dirusak.
"Saya ulangi, jika tidak bisa memperbaiki BUMN minimal janganlah dirusak," ujar Said Didu.
Berita kerugian Perusahaan Gas Negara (PGN) sbsr Rp 3,8 trilyun thn 2020 sangat mengagetkan krn ditengarai penyebabnya adalah penugasan pemerintah utk menjual gas murah ke industri swasta.
Saya ulangi : jika tidak bisa memperbaiki BUMN minimal jangalah dirusak.— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) April 12, 2021
Diketahui, dikutip dari laporan keuangan PGN yang dirilis di situs resmi Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), PGN mencatat kerugian sebesar 264,77 juta dolar AS atau sekitar Rp3,8 triliun dengan kurs Rp14.600.
Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta menyampaikan bahwa terkait kinerja keuangan tahun 2020 yang mengalami kerugian, disebabkan oleh faktor eksternal.