"Ini menjadi peringatan bagi Anies jika berencana maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta, atau pun menuju panggung politik nasional," kata Alfian P di Jakarta, Jumat, 16 April 2021.
Menurut Alfian P, kinerja Anies Baswedan yang biasa-biasa saja dinilai tidak ada terobosan dan inovasi yang signifikan, membuat sebagian besar publik Jakarta merasa tidak puas. Meski Anies Baswedan diunggulkan masuk dalam berbagai survei Pilpres 2024.
"Tingginya ketidakpuasan publik terhadap Anies Baswedan selama memimpin DKI Jakarta bisa menjadi batu sandungan bagi Anies Baswedan jika ingin melangkah ke tingkat nasional," kata Alfian P.
Menurutnya, strategi Anies Baswedan untuk meniru Jokowi yang sebelumnya menjadi Gubernur DKI Jakarta lalu menang Pilpres 2014 dan 2019 tidak bisa di-copy paste.
Sebagai catatan, Jokowi hanya menjabat setengah periode di DKI Jakarta. Sebaliknya, Anies Baswedan akan mengakhiri periode pemerintahannya pada 2022.
Ketidakjelasan jadwal Pilkada, apakah akan tetap diselenggarakan pada 2022 atau ditunda sampai 2024, semakin mempersulit niat Anies Baswedan untuk memanfaatkan panggung politik di DKI Jakarta.
"Kalau pun Anies Baswedan berniat maju kembali dalam Pilkada DKI Jakarta, ataupun maju Pilpres 2024, harus ada gebrakan luar biasa dalam sisa pemerintahannya yang tinggal satu setengah tahun di DKI Jakarta," ujar Alfian P.
Diketahui, survei JRC dilakukan pada 1-10 April 2021, secara tatap muka kepada 800 responden mewakili seluruh wilayah di DKI Jakarta.