KRI Naggala-402 Belum Ditemukan, Begini Penjelasan Kenapa Kapal Selam yang Tenggelam Sulit Ditemukan

- 25 April 2021, 12:52 WIB
Pencarian atas tenggelamnya KRI Nanggala-402 dinilai sulit. /youtube.com/ DW News
Pencarian atas tenggelamnya KRI Nanggala-402 dinilai sulit. /youtube.com/ DW News /

PR BEKASI – Status kapal selam KRI Nanggala-402 yang telah hilang selama empat hari sejak Rabu, 21 April 2021 telah dinyatakan tenggelam statusnya oleh TNI.

Namun, TNI bersama pihak terkait dan negara sahabat tetap melaksanakan pencarian KRI Nanggala-402 untuk membawa kapal selam dan awak kapal kembali ke daratan baik hidup atau mati.

Kejadian tersebut kemudian memancing para warganet yang ingin mengetahui seberapa susah mencari kapal selam di dasar laut.

Sebuah situs pemerhati angkatan laut bernama Naval Post mengatakan kapal selam susah ditemukan karena kapal selam dapat mengetahui adanya kapal di permukaan sebelum kapal tersebut mengetahui keberadaan kapal selam.

Baca Juga: Indonesia 'Terpaksa' Deportasi 32 WN India ke Negaranya

"Kapal selam dapat mengambil tindakan mengelak sebelum terdeteksi sehingga sulit ditemukan," kata situs tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Naval Post, Minggu, 25 April 2021.

Oleh karena itu, menurut hukum fisika air, suara adalah cara yang paling efektif untuk mendeteksi kapal selam yang tenggelam.

Dengan menggunakan media suara, kondisi oseanografi dapat secara signifikan mengurangi keefektifan sensor.

Banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana suara disebarkan melalui air, termasuk kolom air itu sendiri.

Baca Juga: Gegara Playlist Lagu, Seniman Ini Ditangkap Polisi Atas Dugaan Penghinaan Ratu Malaysia

Namun, masalah terbesarnya adalah lautan itu sendiri berisik, dan tim pencari harus membedakan suara yang dihasilkan kapal selam dari semua suara yang terdapat di dalam air.

Kapal selam keluaran terbaru bahkan dapat tetap menyelam di bawah air selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dan bergerak relatif tidak terdeteksi saat berpatroli.

Biasa, kapal selam terbaru mempunyai teknologi yang lebih canggih dengan sensor yang lebih akurat dan terpercaya.

Banyak kapal selam menghasilkan suara bising lebih sedikit daripada suara bising yang berada di bawah laut di sekitarnya.

Baca Juga: KRI Nanggala-402 Subsunk, Menag Yaqut: Semoga Semua Awak Tercatat sebagai Syuhada

Oleh karena itu, Naval Post mengatakan mencari kapal selam yang tenggelam merupakan pekerjaan yang sulit di dunia.

"Jadi menemukan kapal selam di lautan mirip dengan mencari jarum pepatah di tumpukan jerami," katanya.

Singkatnya, untuk mendeteksi kapal selam tenggelam, tim pencari membutuhkan data terperinci yang telah diperoleh sejak lama terkait kapal selam tersebut.

Selain itu, tim pencari juga membutuhkan sejumlah radar, Sonar aktif dan pasif, satelit, serta sumber yang memadai untuk mempertahankan upaya pencarian.

Baca Juga: Nyai Ratu Kidul Ungkap Kondisi KRI Nanggala 402, Berikut Penjelasan Hasil Penerawangannya

Angkatan laut juga diketahui telah berusaha untuk mengurangi kerugian ini dengan menciptakan sensor baru seperti Low Frequency Active Sonars, Active and Passive Sonobuoys, Unmanned ASW units (USV, UUV, dan UAVs).

Namun disisi lain, kapal selam di massa mendatang akan menjadi lebih sulit untuk dideteksi keberadaannya.

Diketahui, bakal muncul teknologi terbaru yang lebih menguntungkan kapal selam dalam waktu dekat.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Naval Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x