PR BEKASI – Aktivis Gerakan Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Ferry Koto membantah sejumlah tudingan terhadap era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejumlah pihak menuding di era Jokowi, pemerintah tidak memperhatikan alutsista TNI, serta tidak mampu beli kapal selam.
Bahkan dituding era saat ini lebih mementingkan infrastruktur dan pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan Selatan. Menurut Ferry Koto tudingan-tudingan itu jelas keliru.
Baca Juga: Erick Thohir Kutuk Keras Kasus Antigen Bekas, Gede Pasek: Dikutuk Jadi Apa, Pak Menteri?
“Bagi yg mengikuti dan paham, pendapat demikian jelas keliru. Dan ngawur poll,” kata Ferry Koto sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ferrykoto, Sabtu, 1 Mei 2021.
Ferry Koto menyampaikan bahwa justru di era Jokowi, pemerintah membeli kapal selam baru. Setelah pembelian kapal selam terakhir terjadi pada 1971.
“Justru di era pak Jokowi lah kita baru membeli lagi Kapal Selam baru, setelah sejak 1971 tak pernah ada pembelian baru. Memang kontraknya 2011, tapi mulai dikerjakan 2015," ucap Ferry Koto.
Baca Juga: Amien Rais Dirikan Partai Ummat, Zulkifli Hasan: Saya Senang dan Bahagia, karena Enak Buat Saya
Lebih lanjut, Ferry Koto menjelaskan kendati pemerintah mengetatkan keuangan negara, tetapi tetap menaruh perhatian kepada peremajaan alutsista.
“Ditengah ketatnya keuangan negara, justru masih memikirkan Alutsista. Ini bagi yang paham, bukan yang hoaks,” tutur Ferry Koto.
Ferry Koto menyebutkan bahwa era Saat Ini satu-satunya pemerintah yang serius terhadap alutsista.
Baca Juga: Heran Bus Boleh Beroperasi selama Larangan Mudik Lebaran 2021, Yan Harahap: Kontradiktif
“Tidak ada era pemerintahan seserius dan betul-betul mau mewujudkan seperti era saat ini,” ujar Ferry Koto.
Lantas, ia pun membeberkan sejumlah fakta seperti kontrak pembuatan 3 kapal selam yang bakal dikerjakan PT PAL.
“Ini dibuktikan dgn kembali memberi PMN ke PT PAL senilai Rp1 triliunan untuk membangun fasilitas Kapal selam,” ujarnya.
“Mempersiapkan pembuatan 3 kapal selam lagi, yang kontraknya disign 2019 lalu,” kata Ferry Koto.
Sebelumnya perbincangan peremajaan alutsista kembali mencuat pasca tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Diketahui, KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam yang dibuat sekitar 1971. Banyak pihak yang menilai kapal selam itu sudah cukup tua untuk berdinas.***