Heran Mahfud MD Sebut Ekonomi Indonesia Ada Kemajuan meski Banyak Korupsi, Cipta Panca: Manipulasi Data

- 2 Mei 2021, 11:16 WIB
Cipta Panca heran dengan Mahfud MD yang sebut ekonomi Indonesia ada kemajuan meski banyak korupsi.
Cipta Panca heran dengan Mahfud MD yang sebut ekonomi Indonesia ada kemajuan meski banyak korupsi. /Facebook/Cipta Panca Laksana/

PR BEKASI – Politisi Partai Demokrat, Cipta Panca menanggapi Menko Polhukam Mahfud MD yang sebut ekonomi Indonesia ada kemajuan meski banyak korupsinya.

Cipta Panca menyebut Mahfud MD memanipulasi data. ia mengatakan sejak 2015 hingga sekarang pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah melebihi 6,8 persen.

"Mahfud memanipulasi data. Padahal sejak 2015 sampai sekarang ekonomi kita nggak pernah melewati 6,8 persen seperti rata-rata pertumbuhan sebelumnya," kata Cipta Panca dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @panca66, Minggu, 2 Mei 2021.

Lanjutnya, bahkan pada tahun 2020, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi minus.

Baca Juga: Tanggapi Isu Perempuan Haid Boleh Puasa, Kader PKS: Feminis Zaman Sekarang Ngotot, tapi Abaikan Amal Perempuan

Oleh karena itu, Cipta Panca heran Mahfud MD bisa menyebut ekonomi Indonesia ada kemajuan.

"Bahkan di tahun lalu minus. Bagaimana bisa dia bilang maju?" ucap Cipta Panca.

Sebelumnya, Menteri Koordinator BIdang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan Indonesia terus mengalami kemajuan secara ekonomi dari masa ke masa.

Mahfud MD menilai angka kemiskinan terus menurun meski korupsi kerap terjadi.

Baca Juga: Respons Deklarasi Amien Rais, Waketum PAN: Ideologi Politik PAN dan Partai Ummat Berbeda 

Hal tersebut disampaikan Mahfud MD dalam webinar Tadarus Demokrasi dengan tema 'Ekonomi dan Demokrasi' pada Sabtu, 1 Mei 2021.

Dalam kesempatan itu, Mahfud MD menyebut masyarakat tidak oleh menafikan pertumbuhan ekonomi Indonesia walau diterpa masalah korupsi.

Mahfud MD menjelaskan dari sejak era Presiden Soekarno, tingkat kemiskinan terus ditekan dari yang awalnya sangat tinggi, hingga mencapai 11,7 persen pada akhir era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Lalu, di era pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo, angka ini terus ditekan hingga 9,1 persen.

Baca Juga: Imbas Larangan Mudik 2021, Tiket Bus di Terminal Pulo Gebang Naik hingga 50 Persen

Lanjut Mahfud, masuk ke periode kedua Presiden Jokowi, tingkat kemiskinan kembali naik ke 9,7 akibat pandemi Covid-19 yang menyerang sejak tahun lalu.

"Artinya ada kemajuan meski banyak korupsinya. Indonesia ini kaya raya. Meski jika dikelola secara koruptif, itu manfaatnya tetap banyak oleh rakyat. Apalagi jika dikelolanya nanti secara bersih dari korupsi," kata Mahfud MD.

Mahfud mengatakan korupsi memang bisa dilihat sebagai fenomena pelanggaran hukum.

Akan tetapi dalam disertasinya, Mahfud menuturkan baik buruknya hukum itu tergantung pada demokrasinya.

 Baca Juga: Mahfud MD Akui Pemerintah Era Jokowi Koruptif dan Minta Rakyat Maklum, Yan Harahap: Aneh Memang, tapi Nyata

Jika demokrasinya berjalan baik, maka hukum akan baik. Kalau demokrasinya buruk, maka hukum juga akan buruk.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @Panca66


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah