Sherly Annavita juga merasa heran bagaimana bisa pegawai KPK yang sebelumnya sudah diseleksi ketat dan mengabdi lama harus tersingkir hanya karena tes wawasan kebangsaan, yang pertanyaannya saja membuat publik keheranan.
"Bagaimana bisa para abdi KPK yang sudah sedemikian lama mengabdi setelah sebelumnya diseleksi sangat ketat dan berhasil mengungkap bagitu banyak kasus besar, harus menerima 'tersingkir' karena hasil sebuah tes wawasan kebangsaan, yang materi soalnya kita sendiri terheran-heran membacanya," tutur Sherly Annavita.
Terakhir, Sherly Annavita menyebut bahwa tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK seharusnya berisi pertanyaan untuk mengukur sejauh mana komitmen dan integritas dalam memberantas korupsi.
"Tes yang harusnya diajukan haruslah yang bisa mengukur sejauh mana komitmen dan integritasnya dalam memberantas korupsi, bukan justru memberi soal yang membuat kita heran seperti ini," ujar Sherly Annavita.
Sebelumnya, Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Universitas Andalas, Feri Amsari juga menilai bahwa pertanyaan dalam tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK sangat janggal dan mengada-ngada.
"Tes berisi hal yang janggal dan mengada-ada," kata Feri Amsari.
Feri Amsari juga menjelaskan bahwa dalam tes wawasan kebangsaan tersebut terdapat pertanyaan terkait Front Pembela Islam (FPI) dan pendapat pegawai KPK terhadap program pemerintah.