Padahal menurutnya, kelompok radikal hanya menjual label agama untuk mendapatkan keuntungan politik dan uang.
"Ya karena framing kelompok radikal seolah-olah perang Palestina-Israel perang agama, sehingga dengan menjual label agama mereka bisa merauk keuntungan politik, membuat kekacauan dan uang," kata Teddy Gusnaidi.
Teddy Gusnaidi lantas mengingatkan masyarakat Indonesia agar lebih cerdas dan jangan sampai terjerumus permainan kelompok radikal.
"Kita harus cerdas sebagai rakyat Indonesia, jangan mudah terjerumus permainan mereka," ujar Teddy Gusnaidi.
Sebelumnya, Teddy Gusnadi juga mengkritik pihak-pihak yang membela Palestina dengan alasan amanat pembukaan UUD 1945.
Padahal menurutnya, pembukaan UUD 1945 yang diambil sepotong-potong sebagai pembenaran untuk membela Palestina bisa sangat berbahaya, karena bisa menjadi bumerang bagi Indonesia.
"Pembukaan UUD 1945 diambil sepotong-potong untuk meloloskan tujuan negatif mereka, yang akhirnya diikuti oleh orang-orang bodoh untuk ikut merecoki internal negara lain dan menjadi hakim untuk memvonis negara lain salah. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi negara kita. Sangat berbahaya," tutur Teddy Gusnaidi.
Teddy Gusnaidi juga menegaskan bahwa menggunakan pembukaan UUD 1945 sebagai alat untuk memvonis negara lain adalah salah.