Network
PR BEKASI - Praktisi Hukum Kapitra Ampera memberikan tanggapan terkait polemik 75 pegawai KPK yang tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang terus bergulir meski Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan bahwa mereka tidak akan diberhentikan.
Kapitra Ampera mengatakan bahwa orang-orang di KPK seringkali keluar dari aturan main, sehingga sering merasa superioritas.
Hal itu disampaikan Kapitra Ampera saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Tes ASN Pegawai KPK Menuai Polemik" pada Jumat, 21 Mei 2021.
Baca Juga: Zubairi Djoerban Anjurkan Orang di Bawah 30 Tahun Tak Boleh Suntik Vaksin AstraZeneca, Kenapa?
"KPK sebagai lembaga diperlukan oleh bangsa ini, tapi orang-orang di KPK itu tidak menentukan KPK ini berdiri atau tidak. Nah, orang-orang di KPK itu suka keluar dari aturan main, sehingga dia merasa superioritas," kata Kapitra Ampera, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 22 Mei 2021.
"Superioritas inilah yang mendorong adanya kegaduhan, konflik, dan orang-orang itu yang seharusnya tidak berada di KPK lagi," sambungnya.
Kapitra Ampera menilai bahwa inilah saatnya membuktikan bahwa tanpa 75 pegawai KPK yang tak lulus TWK, KPK masih dapat terus berdiri dan menjalankan wewenangnya dengan baik.
"Sehingga kita bisa membuktikan dan melihat apakah dengan tidak ada orang-orang itu di KPK, KPK ini tidak bisa berdiri? Siapa bilang? KPK ini milik negara, bangsa ini yang mendirikan KPK, dan KPK itu satu lembaga yang tidak bergantung pada orang," kata Kapitra Ampera.
