"Ini sebetulnya masalah politik kita, kaderisasi gagal. Puan Maharani memang memiliki jabatan formal di DPP dan DPR, tetapi itu bukan jaminan dalam politik," sambungnya.
Rocky Gerung lantas menyinggung bahwa Ketua Partai Demokrat dan Ketua Partai Republik di Amerika, tidak berupaya mencalonkan diri menjadi presiden.
Baca Juga: Dituduh Eksploitasi Aurel Hermansyah untuk Konten, Atta Halilintar: Dulu kan yang Maksa Netizen Juga
"Di Amerika, Ketua Partai Demokrat dan Ketua Partai Republik juga tidak berupaya jadi presiden, dia cari orang lain, karena ini soal popularitas," kata Rocky Gerung.
"Jadi Puan memang secara faktual agak susah, seperti menegakkan benang basah, karena dia gak naik-naik elektabilitasnya," sambungnya.
Di lain sisi, Rocky Gerung melihat bahwa ambisi Ganjar Pranowo sangat terlihat jelas dan popularitasnya mampu mengalahkan popularitas partai, sehingga dianggap indisipliner.
"Ganjar terlalu terlihat ambisinya, itu biasa saja, bagi saya gak ada soal. Orang mesti kasih tahu ambisinya kan, jadi kenapa dihalangi ambisinya. Saya gak ada urusan dengan internal PDIP ya, saya berurusan dengan demokrasi," ucapnya.
"Jadi kalau seseorang itu berani untuk kompetisi bahkan melampaui partainya, memang di dalam partai itu disebut indisipliner, itu urusan partai. Tapi kalau urusan demokrasi, melihat siapa yang mampu untuk berkompetisi. Kan inti demokrasi itu kompetisi," tutur Rocky Gerung.***