Dahnil Anzar Sebut Utang Alutista Tak Akan Bebani APBN, Gus Umar: Jubir Paling Konyol Sejagat

- 2 Juni 2021, 08:33 WIB
Prabowo Subianto (kiri) bersama Dahnil Anzar Simanjuntak (kanan).
Prabowo Subianto (kiri) bersama Dahnil Anzar Simanjuntak (kanan). /Instagram/dahnil_anzar_simanjuntak

Respons senada juga datang dari pakar ekonomi, Ninasapti Triaswati yang menilai, utang sebesar US$124,99 miliar atau setara Rp1.749 triliun atau Rp1,7 kuadriliun, jelas akan menjadi beban negara.

Dia mengatakan utang sebesar itu akan membuat utang negara makin menumpuk. Apalagi di masa pandemi ini utang makin bengkak akibat pembangunan infrastruktur dan penanganan Covid-19.

Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah tembus Rp6.445,07 triliun per Maret 2021. Jumlahnya melonjak Rp1.253 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp5.192 triliun.

Baca Juga: Akibat Putus Cinta, Perempuan Bercadar Jalan Kaki di Tengah Jalan Raya Sebabkan Kemacetan Viral di Medsos

"Jadi, tambahan utang sebesar Rp1,7 kuadriliun akan menggelembungkan utang pemerintah," tuturnya.

Oleh sebab itu, ia menilai sebaiknya pengadaan alutsista dilakukan secara bertahap. Terlebih, saat ini kemampuan pengumpulan pendapatan negara dari perpajakan menurun akibat pandemi Covid-19.

Ia mengatakan dampak utang sebesar itu terhadap APBN akan sangat luas.

Baca Juga: Bongkar Borok Said Didu Beli Pesawat China Saat di BUMN, Ferdinand: Orang Ini Memalukan

"Jelas merupakan beban berat bagi generasi muda saat ini yang akan dibayar mereka di masa depan," ujarnya.

Terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga menuturkan, terlepas dari nominal pengadaannya, segala belanja yang dilakukan oleh kementerian akan menjadi tanggung jawab APBN. 

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah