"Ingat karena kita manusia, keturunan Adam disebut Bani Adam, tujuh kali disebutkan dalam AlQuran. Maka dari itu kita pun memiliki sifat-sifat kemanusiaan sama seperti Adam yang diberikan oleh Allah," ucapnya.
UAH pun kemudian menjelaskan sifat-sifat kemanusiaan apa yang diberikan Allah kepada Adam.
"Apa saja sifat-sifat kemanusiaan itu? Adam makan dan minum, kita juga makan dan minum. Adam wafat, kita juga wafat, tapi jangan lupa Adam diberikan bekal pengetahuan, kita pun diberikan bekal pengetahuan," kata UAH.
"Jadi ketika Allah mengatakan manusia pertama adalah Adam dan diberikan-Nya memori yang sangat luas dan bekal ilmu yang luar biasa. Maka semua anak cucu Adam pun menyanding namanya, Bani Adam," sambung Ustaz Adi Hidayat.
Baca Juga: 5 Fakta Layanan 5G Telkomsel yang Segera Meluncur di Indonesia, Tak Perlu Ganti SIM Card
Mereka (para keturunan Nabi Adam), sambung UAH, manusia juga mendapatkan kesempatan dan peluang yang sama seperti Adam, yakni memori dan ilmu yang luas.
Cuman bedanya, kata UAH, karena Adam adalah nabi, maka memiliki sifat kenabian. Sementara manusia bukanlah nabi jadi, tutur dia, tidak memiliki fitrah kenabian.
Sebagai informasi, sebetulnya Charles Darwin, sang pembuat teori evolusi Darwin tidak pernah menyatakan bahwa manusia berasal dari monyet. Lantas apa isi sebenarnya dari teori evolusi Darwin?