Karena, investasi satu ini salah satu sumber energi yang paling merusak lingkungan.
Catharina Hillenbrand von der Neyen, penulis laporan itu, mengatakan energi terbarukan sebenarnya menawarkan solusi.
"Benteng terakhir tenaga batu bara ini berenang melawan arus, ketika energi terbarukan menawarkan solusi yang lebih murah yang mendukung target iklim global," katanya.
"Investor harus menghindari proyek batu bara baru, yang banyak di antaranya cenderung menghasilkan pengembalian negatif sejak awal," sambungnya.
Sementara di satu sisi, negara di Asia malah terus menggelontorkan uang untuk pembangkit batu bara ini.
Berbanding terbalik, negara-negara maju di seluruh dunia ingin mempercepat rencana untuk menghapusnya secara bertahap.
Salah satunya pemerintah Inggris, mereka telah mengumumkan rencana untuk menghapuskan energi tidak ramah ini. Dan mempercepat menonaktifkan satu tahun lebih awal dari yang direncanakan, yakni pada 2024.
Sebut saja mengenai batas waktu baru untuk pembangkit listrik tenaga batu bara, yang merupakan 1.5 persen dari listrik pada kuartal terakhir tahun 2020.