Bandingkan Vaksin Gratis di Indonesia dan Negara Kapitalis, Pakar Politik: Jangan Mudah Jualan Jargon Ideologi

- 12 Juli 2021, 18:35 WIB
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada karyawan perusahaan saat pelaksanaan vaksinasi gotong royong di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Sabtu 10 Juli 2021.
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada karyawan perusahaan saat pelaksanaan vaksinasi gotong royong di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Sabtu 10 Juli 2021. /ANTARA FOTO/Muhamad Ibnu Chazar

PR BEKASI – Pendiri Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC), Saiful Mujani membanding vaksinasi Covid-19 gratis di sejumlah negara.

Saiful Mujani menjelaskan bahwa di negara kapitalis dan individualis seperti Amerika Serikat (AS) vaksinasi Covid-19 diberikan secara gratis.

Diketahui, vaksinasi Covid-19 gratis tersebut diberikan ke seluruh warga di AS tanpa terbatas kewarganegaraan maupun status sosial.

Baca Juga: Komentar Fadli Zon soal Vaksin Gotong Royong Berbayar Jadi Sorotan, Netizen: Kalau Mampu Apa Salahnya?

Lantas, Saiful Mujani membandingkan dengan vaksinasi gratis di Indonesia.

Saiful Mujani menyebutkan meskipun ada vaksinasi Covid-19 gratis tetapi tersedia juga vaksinasi yang berbayar.

Hal tersebut disampaikan Saiful Mujani melalui akun Twitter @saiful_mujani.

Baca Juga: Menkes Budi Ungkap Alasan di Balik Vaksinasi Berbayar

Di negara-negara kapitalis dan individualis seperti Amerika vaksin gratis bagi siapa aja, bahkan apapun warga negaranya, kaya ataupun miskin,” kata Saiful Mujani sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitternya, Senin, 12 Juli 2021.

Di negara Pancasila vaksin juga diberikan secara gratis, tapi juga boleh bayar kalau yang gratis ga tersedia,” ujarnya melanjutkan.

Lantas, Saiful Mujani menilai bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 gratis ini bukan persoalan ideologi yang dianut sebuah negara.

Baca Juga: Vaksinasi Berbayar di Kimia Farma Tuai Polemik, Beka Ulung Hapsara Beri Saran Agar Tak Beratkan APBN

Namun, soal kemampuan sebuah negara untuk menyelamatkan manusia di wilayahnya.

Oleh karena itu, Saiful Mujani mengingatkan agar jangan mudah termakan jargon-jargon ideologi semata.  

Nampaknya bukan soal ideologi tapi soal kemampuan negara untuk menyelamatkan manusia maka jangan mudah jualan jargon ideologi,” tuturnya.

Baca Juga: Kimia Farma Tunda Vaksinasi Covid-19 Berbayar, Alvin Lie Singgung Kekuatan Netizen Indonesia

Diketahui, belum lama ini wacana vaksinasi Covid-19 berbayar yang diprakarsai PT Kimia Farma menuai polemik.

Sejumlah pihak mengkritik wacana vaksinasi Covid-19 tersebut, pasalnya hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum kebagian vaksinasi.

Vaksinasi berbayar atau Vaksinasi Gotong Royong (VGR) Individu berbayar itu resmi ditunda oleh Kimia Farma.

Baca Juga: Kimia Farma Jelaskan Alasan Jadwal Vaksinasi Berbayar Ditunda

Padahal seharusnya vaksinasi berbayar itu mulai berjalan pada hari ini, Senin, 12 Juli 2021.

Penundaan tersebut, kata Corporate Secretary Kimia Farma, Ganti Winarno Putro karena alasan akan diadakan masa perpanjangan sosialisasi kepada masyarakat.

Pihaknya pun meminta maaf terkait penundaan jadwal vaksinasi berbayar yang diprakarsai Kimia Farma tersebut.

Baca Juga: Sujiwo Tejo Usul Vaksinasi Sinopharm Berbayar Dihentikan: Itu Ingkari Asas Kepatutan Hadapi Pageblug

"Kami mohon maaf karena jadwal Vaksinasi Gotong Royong Individu yang semula dimulai hari ini, akan kami tunda hingga pemberitahuan selanjutnya," kata Ganti dikutip dari Antara, Senin, 12 Juli 2021.

Menurut Ganti penundaan vaksinasi berbayar Kimia Farma itu lantaran melihat animo masyarakat dan pertanyaan terkait VGR Individu.

Sebelum penundaan ini, PT Kimia Farma Diagnostika (KFD), cucu usaha Kimia Farma, menyediakan 40.000 dosis vaksin individu berbayar tahap pertama.

Baca Juga: Darius Sinathrya Kritik Soal Vaksin Covid-19 Berbayar, Minta Jokowi Pertimbangkan Ulang

Dosis tersebut akan disalurkan dalam vaksinasi tahap pertama di delapan titik vaksinasi yang tersedia di enam kota Jawa dan Bali.

Adapun keenam kota itu yakni Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Surabaya, dan Bali.

Berdasarkan aturan pemerintah, harga vaksin berbayar per dosis dibandrol seharga Rp321.660 ditambah dengan harga layanan Rp117.910.

Halaman:

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter @saiful_mujani Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x