Praktisi Komunikasi: Infodemik Bisa Lebih Berbahaya daripada Pandemi

- 12 Juli 2021, 18:55 WIB
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Jojo S Nugroho menjelaskan bahwa infodemik.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Jojo S Nugroho menjelaskan bahwa infodemik. /ANTARA/

PR BEKASI - Kepanikan masyarakat terkait penyebaran Covid-19 terjadi salah satunya akibat informasi dan pemberitaan tentang Covid-19 itu sendiri (infodemik).

Menurut praktisi komunikasi Jojo S Nugroho, infodemik nyatanya bisa lebih berbahaya daripada pandemi.

"Infodemik ini bisa lebih berbahaya daripada pandemi. Bahayanya adalah kepanikan massal yang tidak perlu, sehingga pada akhirnya merugikan diri sendiri," katanya.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Akui Pemerintah Pontang-Panting Siasati Ketersediaan Faskes bagi Pasien Covid-19

Praktisi yang juga Ketua Umum Asosiasi Public Relations Indonesia (APPRI) itu mencontohkan sejumlah kepanikan yang terjadi di masyarakat.

Salah satunya yakni panic buying yang terjadi di masyarakat, khususnya dalam membeli barang-barang yang berhubungan dengan menjaga kesehatan.

Masker, vitamin, dan oksigen, kata dia, bisa menjadi langka dan harga meningkat taja, akibat panic buying.

Baca Juga: UAS Tulis Surat Wasiat usai Alami Gejala, Budiman Sudjatmiko: Semoga Bisa Beri Kesaksian Covid-19 Itu Nyata

Jojo menjelaskan bahwa infodemik adalah kondisi saat terlalu banyak informasi menyebar dengan cepat, tapi kurang akurat dan cenderung negatif.

Halaman:

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x