Soroti Vaksinasi Berbayar, Sudjiwo Tedjo ke Menkes Budi Gunadi: Ini soal Hidup atau Mati, Vaksin Bukan Pilihan

- 13 Juli 2021, 14:56 WIB
Sudjiwo Tedjo tegur Menkes Budi Gunadi tentang vaksin berbayar: ini soal hidup dan mati, vaksin bukan pilihan.
Sudjiwo Tedjo tegur Menkes Budi Gunadi tentang vaksin berbayar: ini soal hidup dan mati, vaksin bukan pilihan. /Instagram.com/@president_jancukers

PR BEKASI - Sudjiwo Tedjo tegur Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi tentang soal vaksin berbayar yang akan dikeluarkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Dikabarkan Vaksin Gotong Royong akan dijadikan vaksin untuk individu atau vaksin berbayar, dan dijual oleh BUMN, Kimia Farma.

Hal tersebut tentu menuai banyak protes dari masyarakat, tetapi Menkes Budi Gunadi menekankan vaksin tidak berbayar atau gratis akan tetap ada.

Baca Juga: TKA China Masuk ke Indonesia saat PPKM Darurat, Sudjiwo Tedjo: Mudah-mudahan Itu Hoaks

Namun seorang budayawan, Sudjiwo Tedjo menganggap hal tersebut sama saja. Sambil me-mention Menkes Budi Gunadi di Twitter, Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa letak permasalahan bukan di masih adanya vaksin gratis atau bukan.

"1) Gini lho Pak Menkes @BudiGSadikin, soal vaksinasi berbayar ini bila nanti akan tetap dilanjutkan problemnya bukan TOH VAKSINASI GRATIS TETAP DIBUKA .. TAPI SOAL RASA KESENASIBAN YG NILAINYA = VAKSINASI DLM MENGHADAPI PANDEMI. Vaksinasi berbayar dan PCR atau antigen berbayar BEDA!!!" tutur Sudjiwo Tedjo dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Twitter pada Selasa, 13 Juli 2021.

Menurut Sudjiwo Tedjo vaksin berbeda dengan tes PCR atau antigen yang masyarakat bisa memilih, tetapi vaksin menyangkut keselamatan hidup orang.

Baca Juga: 264 Anggota DPR Bolos Rapat Paripurna Jelang Lebaran, Begini Tanggapan Menohok Sudjiwo Tedjo

"2) Tes PCR atau antigen Itu soal pilihan.. kalau gak tes gak bisa naik pesawat dan lainnya. Vaksinasi (dengan asumsi kemanjurannya tinggi) adalah soal MODYAR/TIDAK.. artinya bukan soal pilihan. Vaksinasi berbayar akan membuat yang punya uang bisa divaksin duluan. Ini mengusik rasa kesenasiban," lanjut Sudjiwo Tedjo.

Lebih lanjut Sudjiwo Tedjo mengatakan bahwa karena vaksin menyangkut hidup dan matinya seseorang, maka nilainya harus sama semua, tidak boleh dibeda-bedakan. Hanya orang kaya yang bisa beli vaksin, yang bisa hidup, sedangkan orang tidak mampu tidak bisa.

"3) Mobil atau rumah beda2, nggak papa. Namanya juga bukan sistem komunis atau sosialis. Dan harta2 itu tidak langsung menyangkut pengalaman EKSISTENSIAL manusia. Tapi kalau soal vaksinasi yg menyangkut pengalaman eksistensial MODYAR/Nggak,  terus dibeda2kan..sebaiknya Pak Menkes belajar lagi," ujar Sudjiwo Tedjo.

Baca Juga: Mengaku Diam Saja soal Hilangnya Tokoh Ulama dari Kamus Sejarah Indonesia, Sudjiwo Tedjo: Bukan Tak Tebal Rasa

Sama-sama pernah belajar di Institut Teknologi Bandung (ITB), Sudjiwo Tedjo menyinggung Menkes Budi Gunadi seorang lulusan ITB untuk tidak hanya mempelajari hal eksakta, tetapi juga mempelajari ilmu sosial, humaniora. Agar tidak memandang vaksin ini dari segi angka-angka saja, tetapi dari segi moral kemanusiaan.

"4) Saya dengar dari sesama alumni ITB Pak Menkes jago itung2an ekonomi atau keuangan atau manajemen .. satu mazhab dengan beberapa alumni ITB yang sebelumnya juga pada jadi menteri. Itu bagus. Tapi, saya usul Pak Menkes dan seluruh teman-teman alumni ITB yang se-mazhab , agar mulai belajar ilmu-ilmu humaniora," ujarnya.

Terakhir Sudjiwo Tedjo memohon maaf jika pendapatnya terkesan berlebihan.

Baca Juga: Sudjiwo Tedjo: Alam Tak Pernah Ngasih Bencana, Tapi Itu Adalah Sabda Alam

"5) Sekian, Pak Menkes. Mohon maaf atas lancang-lancang ku.. sebab aku udah agak eneg dengan cara berpikir suatu mazhab perekonomian. Salam," tutur Sudjiwo Tedjo mengakhiri.

Jika memang diperjual belikan, vaksin berbayar akan dihargai sekitar Rp439.570 per satu dosis. Namun hingga saat ini pelaksanaan vaksin berbayar mengalami penundaan.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Twitter @sudjiwotedjo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x