Sang Anak Ditahan dan Diplontos karena Langgar PPKM, Ayah Penjual Kopi: Padahal Dia Cuma Cari Sesuap Nasi

- 18 Juli 2021, 09:13 WIB
Agus Suparman tak terima anaknya ditahan dan diplontos karena langgar PPKM Darurat padahal anaknya hanya penjual kopi yang cari sesuap nasi.
Agus Suparman tak terima anaknya ditahan dan diplontos karena langgar PPKM Darurat padahal anaknya hanya penjual kopi yang cari sesuap nasi. /Tangkapan layar YouTube.com/tvOneNews

PR BEKASI - Seorang penjual kopi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, bernama Asep Lutfi Suparman mendapatkan hukuman tahanan selama 3 hari, karena melanggar PPKM Darurat atau Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Asep Lutfi Suparman memilih ditahan karena tidak memiliki uang untuk membayar denda sebesar Rp5 juta usai divonis bersalah melanggar PPKM Darurat.

Ayah Asep Lutfi Suparman, Agus Suparman pun turut membenarkan bahwa sang anak ditahan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) IIB Tasikmalaya.

Baca Juga: Sentil Pihak 'Nyinyir' Soal Blusukan Jokowi, Muchlas Rowi: Mereka Tak Paham Arti Penting Hadirnya Pemimpin

Agus Suparman mengaku terkejut saat mendapati berita bahwa anaknya ditempatkan di lapas campur napi, disatukan dan diperlakukan seperti kriminal.

Hal itu diungkapkan Agus Suparman saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia Malam" bertajuk "PPKM Darurat: Haruskah Aparat Berbenturan Rakyat?" pada Sabtu, 17 Juli 2021.

"Iya betul, sekarang di Lapas Kota Tasikmalaya. Waktu itu saya dapat berita, anak saya disatukan dengan tahanan narkoba, ya kayak kriminal aja," kata Agus Suparman, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Minggu, 18 Juli 2021.

Baca Juga: SBY Muncul di Film The Tomorrow War, Andi Mallarangeng: Bangga, Padahal Sudah Tak Lagi Menjabat Presiden

Agus Suparman juga merasa miris dengan kejadian yang menimpa anaknya, padahal anaknya hanya penjual kopi yang berusaha mencari sesuap nasi, dan juga demi membayar para karyawannya.

"Padahal anak saya cuma mencari sesuap nasi, lagian anak saya sudah punya karyawan, karyawannya juga harus dibayar," kata Agus Suparman.

Lebih lanjut, Agus Suparman merasa tak terima ketika anaknya harus diplontos atau digunduli saat berada di dalam tahanan, padahal anaknya hanya melanggar PPKM Darurat, bukan seorang kriminal.

"Itu yang saya tidak terima, apa sampai segitunya pelanggaran sampai diplontos, apa ada aturannya? Yang saya tidak mengerti itu," ujar Agus Suparman.

Baca Juga: Jokowi Ajak Ibu-ibu PKK Jadi Relawan Covid-19, Syahrial Nasution: Susah Ngajak-Ngajak, Tapi Senang Diam-diam

Asep Suparman pun menjelaskan bahwa pada saat kejadian, sebenarnya kedai kopi milik anaknya sudah tutup sesuai dengan aturan PPKM Darurat.

Hanya saja, dirinya mengakui bahwa pada saat itu ada 6 orang teman anaknya yang masih berkumpul dan juga 10 orang karyawan yang belum pulang.

"Waktu itu jam 8, anak saya sudah tutup, kebetulan saya di bawah. Kemudian ada yang mau masuk dan mengaku temannya Asep Lutfi, itu udah tutup," kata Agus Suparman.

"Cuma waktu itu ada temannya yang lagi ngopi, kurang lebih 3 meja, ada 6 orang. Di atas pegawai kurang lebih ada 10 orang," sambungnya.

Baca Juga: Soroti Bansos di Masa PPKM Darurat, Teddy Gusnaidi: Sebenarnya Tidak Perlu, Dananya Bisa untuk Obat-obatan

Agus Suparman pun mengaku kaget karena tiba-tiba saja kedai kopi milik anaknya terjaring razia PPKM Darurat dan didatangi aparat yang jumlahnya sangat banyak.

Agus Suparman pun mengaku bingung, sebenarnya yang berkerumun itu anaknya atau justru para aparat yang bertugas.

"Setelah itu datang yang razia PPKM Darurat, yang jumlahnya amat banyak. Saya heran, yang kerumunan itu yang diperiksa atau yang meriksa. Soalnya yang datang itu wah banyak sekali," kata Agus Suparman.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah