Kisah Warga Miskin yang Bertahan Hidup di Tengah Pandemi Covid-19: Pelan-pelan Kita Mati

- 20 Juli 2021, 13:52 WIB
Petugas kesehatan merawat pasien Covid-19 di dalam tenda sementara yang didirikan di luar ruang gawat darurat di Bekasi, Indonesia.
Petugas kesehatan merawat pasien Covid-19 di dalam tenda sementara yang didirikan di luar ruang gawat darurat di Bekasi, Indonesia. /Reuters/Willy Kurniawan

Gelombang kedua Covid-19 telah membanjiri sistem kesehatan Indonesia, karena infeksi melonjak lima kali lipat dalam sebulan terakhir. 

Selama seminggu terakhir, Indonesia memiliki rata-rata 49.435 kasus baru per hari, dan lebih dari 1.000 kematian per hari.

Baca Juga: Media Asing Soroti 'Orang-orang Baik' Indonesia Terlibat di Dapur Umum untuk Bantu Pasien Covid-19

Evi Mariani yang berprofesi sebagai penerbit situs web berita, dia juga mengalami cobaan berat selama seminggu setelah tingkat saturasi oksigen ayahnya yang terinfeksi Covid-19 anjlok. 

Butuh waktu selama lima hari bagi ayah Evi untuk dirawat di rumah sakit, namun beliau meninggal dua hari kemudian.

"Saya harus mengakui bahwa kami mendapatkan kamar rumah sakit untuk ayah kami melalui jaringan kerabat yang sangat istimewa," kata Evi.

Baca Juga: Indonesia Disorot Media Asing Atas Rekor Kematian 114 Dokter Akibat Covid-19 Per-Juli 2021

"Kami bukan orang kaya, tapi kami masih bisa bekerja melalui mekanisme pasar. Untuk orang miskin? Ini situasi yang jauh lebih menyedihkan karena mereka tidak punya uang dan tidak punya jaringan," katanya.

Selain itu, Herdayati juga mengatakan bahwa dia hanya bisa mengindahkan nasihat tetangganya dengan penuh harapan

"Jangan sakit, Bu, jangan sakit," kata tetangga Herdayati.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x